Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pain killer disebut juga sebagai analgesik yang memiliki manfaat sebagai pereda rasa sakit. Analgesik dapat meredakan sakit kepala hingga cedera atau radang pada sendi. Tidak seperti obat anestesi selama operasi, selama analgesik bekerja tidak mematikan saraf, mengubah kemampuan tubuh untuk merasakan lingkungan sekitar, dan mengubah kesadaran. Mereka hanya untuk menghilangkan atau meredakan rasa sakit.
Dilansir dari laman clevelandclinic.org, analgesik atau obat pereda nyeri dibedakan menjadi dua macam, yaitu antiinflamasi untuk mengurangi peradangan dan opioid untuk mengubah cara otak dalam menanggapi rasa sakit. Beberapa analgesik dapat dikonsumsi tanpa menggunakan resep dokter. Namun, untuk sebagian lainnya memerlukan resep khusus dari dokter.
Bagaimana cara kerja obat penghilang atau pereda rasa sakit ini?
Untuk analgesik dengan jenis antiinflamasi, bekerja dengan mengurangi pembengkakan (peradangan) di bagian tubuh yang merasa sakit. Contoh dari obat ini, di antaranya adalah parasetamol, aspirin, penghambat COX, dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen dan naproxen.
Dalam penelitian Chair in Genetics of Pain di Universitas Mc Gill, Jeffrey Mogil mengatakan bahwa obat antiinflamasi, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) memang layak untuk mengatasi rasa sakit. Namun, untuk sebagian orang lainnya akan mengatakan bahwa ini merupakan rasa sakit yang kronis karena membuat tubuh memiliki ketergantungan pada obat jenis ini.
Sementara itu, analgesik opioid atau disebut juga dengan narkoba bekerja sebagai pengubah persepsi rasa sakit di otak. Opioid dapat berupa obat saja, baik obat alami maupun obat buatan manusia. Banyak anggapan bahwa opioid sama dengan morfin, tetapi opioid ini lebih baru dan telah dibuat di beberapa laboratorium juga. Contohnya dari opioid, seperti kodein, fentanil, hidrokodon, meperidin, metadon, nalokson atau naltrexone, dan oksikodon.
Lalu, bagaimana seharusnya mengonsumsi analgesik dengan baik?
Analgesik memiliki bentuk yang beragam dan cara mengonsumsinya pun memiliki berbagai cara. Berikut merupakan cara yang dapat dilakukan ketika mengonsumsi analgesik.
- Obat dapat ditempatkan di bawah lidah yang akan larut dengan sendirinya.
- Cairan obat tersebut dapat masuk ke tubuh melalui jarum suntik.
- Obat yang berbentuk cair, pil, tablet, atau kapsul dapat langsung ditelan.
- Obat juga bisa dikonsumsi melalui semprotan hidung yang akan naik dan dihirup langsung oleh hidung.
- Obat dapat digunakan dalam bentuk bubuk yang berupa bedak. Lalu, bedak tersebut ditaburkan di area kulit.
Kendati demikian, perlu tetap menanyakan kepada dokter mana dosis dan cara yang terbaik dalam mengonsumsi analgesik. Sebab, jika tidak begitu, akan mengalami beberapa risiko yang lebih berbahaya.
Apa risiko menggunakan pain killer?
Umumnya, analgesik antiinflamasi aman digunakan untuk semua kalangan. Meskipun demikian, obat ini tetap memiliki efek samping yang mengerikan, jika tidak digunakan secara tepat. Efek samping tersebut, di antaranya adalah menyebabakan diare, masalah jantung, reaksi alergi, telinga berdenging atau bahkan tuli, kesulitan menggumpalkan darah sehingga mengalami pendarahan, dan kerusakan organ dalam seperti hati atau ginjal.
Analgesik opioid juga memiliki risiko yang sama bahayanya dengan antiinflamasi. Opioid dikontrol lebih ketat karena dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan rentan disalahgunakan. Berikut terdapat beberapa tanda, jika sudah mengalami masalah ketergantungan pada opioid. Tanda tersebut, seperti mengonsumsi obat dalam dosis yang besar, memiliki rasa yang ingin terus-menerus untuk mengonsumsinya, dan gagal dalam bersosialisasi di lingkungan sosial dengan baik.
RACHEL FARAHDIBA R
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini