Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Orang tua berperan penting membimbing anak dalam penggunaan gawai. Terlebih risiko paparan konten digital yang belum pantas dilihat anak usia dini semakin meningkat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Orang tua wajib memperkenalkan, mendampingi, membimbing, mengawasi, dan memperhatikan kebutuhan anak, serta bagaimana kita selalu berusaha berkomunikasi apapun yang terjadi di dunia digital, apapun yang dialami, ditonton, dan diakses oleh anak," kata penyanyi Andien Aisyah, Senin, 20 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Risiko paparan konten digital yang belum pantas dilihat anak usia dini semakin meningkat. Menurut Andien hal ini menuntut peran aktif orang tua dalam membimbing pemanfaatan dan penggunaan gawai yang bijak bagi anak.
Usaha lain yang bisa dilakukan orang tua adalah menunda akses gawai bagi anak dengan dua cara, yaitu orang tua hadir secara fisik karena kalau menunda harus ada pengganti dan komunikasi, serta hal yang membuat anak-anak senantiasa sibuk dan terhibur.
"Yang kedua adalah adanya usaha perubahan atau mengurangi akses media digital/elektronik dengan memindahkan perangkat elektronik ke ruang yang lebih publik sehingga anak-anak akan lebih mudah diawasi," saran Andien.
Ia menuturkan strategi yang paling penting adalah komunikasi dengan anak. "Kita harus melihat dari sisi anaknya yang ideal itu bagaimana. Jadi selalu komunikasikan anak dengan baik, apa yang boleh dan tidak boleh. Jadi tidak langsung melarang tetapi memberitahu agar anak bisa paham apa yang baik untuk anak tersebut," paparnya.
Risiko paparan gawai pada anak
Sementara itu, spesialis anak di RS Pondok Indah, William Jayadi Iskandar, menjelaskan risiko paparan gawai pada anak. "Risiko fisik, seperti paparan blue light yang mengganggu siklus tidur anak, paparan cahaya yang dapat mengakibatkan anak memakai kacamata, risiko postur yang terganggu karena paparan gadget yang lama dengan posisi badan yang membungkuk, rasa malas beraktivitas fisik yang dapat berisiko obesitas," jelas William.
Kemudian, ada juga risiko sosial seperti perasaan antisosial karena merasa lebih nyaman bermain gawai dibanding bersosialisasi langsung serta risiko cyberbullying, yang dapat mengakibatkan depresi.
"Namun kita tidak mungkin hidup tanpa gadget sehingga orang tua wajib untuk mengenalkan bahwa dunia digital itu aman asalkan memang ada pengawasan dan pengaturan keamanan, mengatur berapa lama penggunaan dan posisi badan anak, serta juga menerapkan keseimbangan dengan aktivitas fisik," kata William.
Dia mengatakan peran penting anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam mencapai kesepakatan pengasuhan anak. Menurutnya, dengan aturan yang jelas dan demokratis dapat membantu anak mengerti secara jelas sehingga ia tidak bingung.