Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Akses yang mudah membuat judi online bisa dilakukan siapa saja, termasuk anak-anak. Kementerian Perlindungan Anak dan Pemberdayaan Perempuan (KemenPPPA) pun menyebut penggunaan gawai di rumah perlu dikomunikasikan dengan anak, baik mengenai tujuan maupun fungsinya, demi mencegahnya terjerat judi online.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Anak kalau sudah terkena adiksi karena tertantang permainan bisa melakukan apapun nantinya, seperti kriminal, mencuri uang dari dompet ibu bapaknya. Kalau tidak dikendalikan dia akan melakukan yang lebih besar,” kata Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan KemenPPPA, Ciput Eka Purwianti, Jumat, 8 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menuturkan kebanyakan kasus judi online yang dilakukan anak-anak awalnya berasal dari permainan game daring yang bersifat kompetitif. Anak akan merasa tertantang dan mencari peluang untuk menang hingga akhirnya melakukan isi ulang dana.
Ia sangat menyayangkan hal ini karena tidak semua anak yang sedang tumbuh kembang memiliki literasi digital yang memumpuni. Sedangkan pemberian gawai seperti ponsel, laptop, atau komputer terus diberikan orang tua agar anak dapat mengikuti perkembangan zaman. Kondisi itu dinilainya berbahaya mengingat pemberian gawai juga tidak diimbangi komunikasi dua arah yang baik bersama anak.
“Komunikasi dua arah itu perlu dilakukan. Orang tua dapat menyampaikan harapannya seperti apa. Anak juga harapannya seperti apa, itu yang harus kita pahami,” ucap Ciput.
Komunikasi dua arah
Ciput mengatakan komunikasi dua arah akan membantu orang tua memberikan penjelasan terkait tujuan disediakannya fasilitas teknologi tersebut juga menyatakan harapannya kepada anak selama menggunakannya. Di sisi lain, anak juga dapat menyatakan keinginannya terkait penggunaan teknologi tersebut sehingga dapat memenuhi haknya untuk berpartisipasi mengambil keputusan dalam hidup mereka.
Dengan adanya rasa percaya, setiap anak akan menjadi lebih cerdas, bertanggung jawab, dan memahami pilihan atau konsekuensi suatu masalah bila diajak berdiskusi. Langkah tersebut juga bisa meningkatkan cara berpikir kritis anak sekaligus menjadi momen saling mengingatkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengatasi masalah serta terhindar dari kecanduan judi online.
“Pengasuhan positif itu penting. Walaupun anak punya kebutuhan yang dibantu teknologi tetapi perlu diingat ada keterbatasan untuk orang tua,” paparnya.
Pilihan Editor: Psikolog Ingatkan Dampak Buruk Judi Online pada Kesehatan Mental