Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Heart failure atau gagal jantung adalah salah satu masalah kesehatan yang tak boleh disepelekan. Pasalnya, ini merupakan kondisi di mana jantung tak bisa bekerja dengan baik dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Akibatnya, penderitanya bisa mengalami kecacatan hingga kematian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berbicara mengenai gagal jantung, terdapat berbagai macam kondisi yang bisa memicunya. Ketua Umum PB PERKENI Ketut Suastika menyebutkan salah satu di antaranya adalah diabetes. Setidaknya, satu dari tiga pasien gula darah tinggi pasti meninggal akibat komplikasi gagal jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Pembuluh darah besar memang menjadi penyebab kematian tersering dari pasien diabetes, 50 persen lebih itu meninggal karena masalah kardiovaskular. Kalau gagal jantung, sekitar 30-37 persennya,” kata dokter spesialis penyakit dalam itu saat konferensi pers bersama Boehringer Ingelheim pada Kamis, 3 September 2020.
Untuk mencegah kemungkinan seseorang mengalami komplikasi gagal jantung dari diabetes, Suastika pun membagikan berbagai tips. Pertama, ia mengingatkan tentang pentingnya selalu mengecek dan menjaga gula darah. Hal tersebut bisa dilakukan sendiri oleh pasien di rumah.
“Secara umum, nomor satu yang harus diperhatikan itu adalah gulanya. Jadi, pasien harus rajin mengukur gula darah agar mencegah naik. Berbagai panduan untuk mengecek darah secara mandiri pun sering disosialisasikan. Mudahnya tusuk di bagian jari, tetes darah ke strip dan tunggu hasilnya,” jelasnya.
Selain mengecek darah secara berkala, penting pula untuk menghindari risiko hipertensi, lemak darah, hingga inflamasi. Suastika menjelaskan penyakit penyerta yang umumnya muncul akibat diabetes ini juga meningkatkan risiko komplikasi gagal ginjal.
“Diabetes itu punya saudara yang maunya sama-sama terus. Contohnya tekanan darah tinggi dan pembengkakan. Kalau pasien sudah ada penyakit penyerta seperti ini, disarankan untuk juga mengontrol lewat konsumsi obat-obatan secara teratur. Dengan melakukan ini semua, maka risiko gagal ginjal semakin rendah,” katanya.