Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hipertensi atau darah tinggi adalah kondisi ketika tekanan darah berada pada angka 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung hingga kematian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari World Health Organization (WHO), tekanan darah terdiri dari dua angka, yaitu sistolik (saat jantung berdetak) dan diastolik (saat jantung beristirahat). Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dapat terjadi karena riwayat keluarga hipertensi, usia di atas 65 tahun, dan penyakit yang ada bersama seperti diabetes atau penyakit ginjal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara itu, faktor risiko yang dapat dimodifikasi termasuk diet yang tidak sehat (konsumsi garam yang berlebihan, diet tinggi lemak jenuh dan lemak trans, asupan buah dan sayuran yang rendah), aktivitas fisik, konsumsi tembakau dan alkohol, dan kelebihan berat badan atau obesitas.
Biasanya, hipertensi tidak menimbulkan tanda atau gejala. Itulah mengapa penyedia layanan kesehatan menyebutnya "pembunuh diam-diam." Karena itu, seseorang bisa memiliki tekanan darah tinggi selama bertahun-tahun dan tidak mengetahuinya.
Namun, ketika tekanan darah mencapai 180/120 mmHg atau lebih tinggi, seseorang akan mengalami gejala seperti sakit kepala, jantung berdebar atau mimisan. Tekanan darah setinggi ini adalah krisis hipertensi yang membutuhkan perawatan medis segera.
Dilansir dari Cleveland Clinic, ada dua jenis hipertensi, yakni hipertensi primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah kondisi yang disebabkan oleh gaya hidup. Sementara hipertensi sekunder adalah kondisi yang disebabkan oleh kondisi medis atau obat-obatan tertentu.
Penyebab umum hipertensi sekunder yaitu:
- Obat-obatan tertentu, termasuk imunosupresan, NSAID dan kontrasepsi oral (pil)
- Penyakit ginjal
- Apnea tidur obstruktif
- Aldosteronisme primer (sindrom Conn)
- Penggunaan narkoba rekreasi (termasuk amfetamin dan kokain)
- Penyakit pembuluh darah ginjal, yang merupakan kondisi yang mempengaruhi aliran darah di arteri dan vena ginjal. Stenosis arteri ginjal adalah contoh umum
- Penggunaan tembakau (termasuk merokok, vaping dan menggunakan tembakau tanpa asap).
Pilihan Editor: Ihwal 6 Gaya Hidup Khusus Bisa Cegah Hipertensi