Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kematian seorang pendaki gunung di Gunung Lawu belum lama ini menjadi peringatan bagi para pecinta alam dan pendaki gunung tentang bahaya hipotermia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kondisi cuaca ekstrem dan lingkungan yang dingin di daerah pegunungan dapat menyebabkan hipotermia, suatu kondisi medis serius yang terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah batas normal akibat kehilangan panas lebih cepat daripada yang diproduksi oleh tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Hipotermia dan Bahaya Bagi Pendaki Gunung?
Hipotermia merupakan kondisi medis yang serius dan berbahaya yang terjadi ketika suhu tubuh menurun secara drastis dan melebihi kemampuan tubuh untuk menghasilkan panas. Kondisi ini dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk saat pendakian gunung.
Hipotermia terjadi ketika tubuh kehilangan panas lebih cepat daripada yang dapat diproduksi, menyebabkan suhu tubuh menurun di bawah 35 derajat Celsius. Suhu rendah, angin kencang, pakaian basah, atau terlalu lama berada di lingkungan yang dingin dapat memicu kondisi ini.
Bagi pendaki gunung, hipotermia menjadi ancaman serius karena mereka sering terpapar dengan suhu dingin dan kondisi cuaca yang ekstrem di daerah pegunungan. Apalagi, ketika berada di puncak gunung atau ketinggian yang tinggi, suhu udara semakin rendah dan cuaca menjadi semakin tidak dapat diprediksi.
Menghindari Hipotermia saat Mendaki Gunung
Penting bagi pendaki gunung untuk mengambil langkah-langkah pencegahan guna menghindari hipotermia. Berikut adalah beberapa tips dari Washington Trails Association (WTA) untuk menghindari kondisi ini:
1. Kenakan Pakaian yang Tepat
Pilih pakaian yang sesuai dengan cuaca dan suhu di daerah pendakian. Lapisan pakaian seperti jaket, sweater, dan celana pendekar adalah cara yang baik untuk menghadapi perubahan suhu di gunung.
2. Bawa Peralatan Pendukung
Selalu bawa perlengkapan pendukung seperti selimut aluminium, ponco, atau tarp yang dapat membantu menjaga tubuh tetap hangat dari angin dan cuaca ekstrem.
3. Konsumsi Makanan dan Minuman yang Cukup
Makanan dan minuman yang cukup akan membantu tubuh menghasilkan energi dan panas untuk menghadapi kondisi dingin di gunung.
4. Istirahat di Tempat yang Aman
Istirahatlah di tempat yang terlindungi dari angin dan cuaca ekstrem untuk menghindari penurunan suhu tubuh secara drastis.
5. Pantau Cuaca Secara Berkala
Perhatikan perkembangan cuaca selama pendakian dan jika cuaca menjadi semakin buruk, pertimbangkan untuk segera turun dari puncak gunung.
Hipotermia merupakan kondisi medis serius yang berbahaya, terutama bagi pendaki gunung yang sering terpapar dengan suhu dingin dan cuaca ekstrem di pegunungan.
Penting bagi pendaki gunung untuk menghindari hipotermia dengan memilih pakaian yang tepat, membawa peralatan pendukung, dan mengonsumsi makanan dan minuman yang cukup.
Selain itu, pendaki juga harus mengenali gejala hipotermia agar dapat mengambil tindakan pertolongan pertama yang tepat. Jangan ragu untuk mencari pertolongan medis jika kondisi hipotermia semakin memburuk dan berpotensi mengancam nyawa.
Pilihan Editor: Seorang Pendaki Gunung Lawu Meninggal Diduga Alami Hipotermia