Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Apa Itu Silent Treatment? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Dampaknya

Silent treatment adalah suatu bentuk komunikasi di mana seseorang memilih untuk diam dan tidak berbicara. Ini penjelasannya.

6 Januari 2025 | 17.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
silent treatment. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Silent treatment merupakan topik yang menarik untuk dibahas dan sering terjadi dalam hubungan. Meski terlihat sederhana, tapi silent treatment bisa berdampak buruk terhadap komunikasi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Oleh karena itu, penting untuk memahami lebih dalam apa itu silent treatment dan bagaimana cara menghadapinya.

Pengertian Silent Treatment

Silent treatment adalah suatu bentuk komunikasi non-verbal yang dilakukan oleh seseorang dengan sengaja menghindari atau tidak berbicara dengan orang lain dalam suatu situasi tertentu. Dalam bahasa Indonesia, silent treatment sering disebut pengabaian atau sikap mengabaikan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biasanya, silent treatment digunakan sebagai bentuk protes, hukuman, atau cara untuk menghindari konflik tanpa mengungkapkan perasaan atau masalah secara langsung. 

Meskipun tampak seperti cara yang mudah untuk menghindari konfrontasi, silent treatment dapat memiliki dampak emosional yang signifikan pada hubungan antara individu yang terlibat.

Ciri-Ciri Silent Treatment

Silent treatment dapat dilihat melalui beberapa ciri yang sangat khas, yang membedakannya dari bentuk komunikasi lainnya. Berikut adalah ciri-ciri dari silent treatment:

1. Menghindari Interaksi Verbal

Salah satu tanda paling jelas dari silent treatment adalah seseorang yang menghindari berbicara atau berinteraksi dengan orang lain. 

Ini bisa berarti mengabaikan pertanyaan, tidak memberi respon pada percakapan, atau menjauhi orang yang terlibat dalam situasi tersebut.

2. Bahasa Tubuh yang Menunjukkan Penolakan

Selain menghindari komunikasi verbal, seseorang yang memberikan silent treatment juga akan menunjukkan bahasa tubuh yang jelas menandakan penolakan atau ketidaktertarikan. Misalnya, menghindari kontak mata, melipat tangan, atau berpaling dari orang tersebut.

3. Tindakan Menjauh atau Mengasingkan Diri

Pemberi silent treatment sering kali memilih untuk menjauh secara fisik dari orang yang mereka abaikan. Mereka mungkin menghindari berada di satu ruangan yang sama, atau bahkan keluar dari situasi tanpa memberikan penjelasan.

4. Meningkatkan Ketegangan Emosional

Silent treatment bisa menciptakan ketegangan emosional yang meningkat. Pihak yang menjadi sasaran silent treatment mungkin merasa bingung, cemas, atau frustasi karena tidak tahu apa yang salah atau bagaimana cara mengatasi situasi tersebut.

5. Tidak Ada Komunikasi Solusi

Dalam silent treatment, tidak ada upaya untuk menyelesaikan masalah atau berkomunikasi secara terbuka. Ini sering kali terjadi sebagai cara untuk menghindari konflik, tetapi tidak pernah memberi kesempatan untuk penyelesaian masalah yang konstruktif.

Dampak dari Silent Treatment

Meskipun tampaknya silent treatment dapat menjadi cara yang mudah untuk menghindari konfrontasi atau mengendalikan situasi, dampaknya pada hubungan interpersonal bisa sangat merusak. 

Berikut adalah beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dari penggunaan silent treatment dalam hubungan:

1. Meningkatkan Kecemasan dan Ketidakpastian

Bagi orang yang menerima silent treatment, perasaan kecemasan dan ketidakpastian sering kali muncul. 

Mereka mungkin merasa bingung tentang alasan di balik perlakuan tersebut, yang bisa mengarah pada perasaan terisolasi dan tidak dihargai. Perasaan ini dapat berkembang menjadi ketegangan emosional yang semakin besar.

2. Merusak Kepercayaan dan Keterbukaan

Silent treatment dapat merusak kepercayaan dan keterbukaan dalam hubungan. Ketika seseorang menggunakan silent treatment sebagai respons terhadap masalah atau konflik, hal ini menghalangi komunikasi yang sehat dan efektif. 

Ini dapat menyebabkan pasangan atau teman merasa tidak nyaman untuk berbicara atau mengungkapkan perasaan mereka di masa depan.

3. Meningkatkan Konflik yang Tidak Terselesaikan

Silent treatment tidak menyelesaikan masalah yang ada, melainkan malah menghindarinya. Konflik yang tidak dibicarakan dan diselesaikan dengan cara yang terbuka hanya akan menambah ketegangan dan kebingungannya. 

Pada akhirnya, masalah yang seharusnya bisa diselesaikan secara langsung bisa berkembang menjadi lebih besar dan lebih kompleks.

4. Menurunkan Harga Diri dan Perasaan Ditolak

Penerima silent treatment bisa merasa terabaikan atau bahkan ditolak. Mereka mungkin mulai meragukan diri mereka sendiri dan merasa tidak berharga. 

Hal ini dapat mempengaruhi harga diri mereka dan memperburuk perasaan kesepian, terutama jika mereka tidak memahami mengapa mereka menerima perlakuan tersebut.

5. Mengarah pada Perpisahan atau Pemutusan Hubungan

Jika dilakukan secara terus-menerus, silent treatment bisa menyebabkan perpecahan yang lebih serius dalam hubungan. 

Ketika komunikasi terputus dan masalah tidak pernah diselesaikan, hubungan bisa menjadi sangat tegang dan penuh dengan kebingungan. Pada titik tertentu, silent treatment yang terus-menerus bisa menyebabkan perpisahan atau pemutusan hubungan secara permanen.

Cara Menghadapi Silent Treatment

Jika Anda menjadi sasaran silent treatment, penting untuk tidak membiarkan perasaan negatif bertumpuk tanpa penanganan. Beberapa cara untuk menghadapinya termasuk:

1. Mencoba untuk Berbicara Secara Terbuka

Jika memungkinkan, cobalah untuk membuka percakapan dan mengungkapkan perasaan Anda dengan cara yang tenang dan terbuka. 

Menunjukkan keinginan untuk berbicara dan menyelesaikan masalah dapat membantu meredakan ketegangan.

2. Memberi Waktu dan Ruang

Terkadang, orang menggunakan silent treatment karena mereka membutuhkan waktu untuk merenung atau merespons dengan lebih baik. 

Memberikan ruang bisa membantu mereka untuk merenung dan, setelah beberapa waktu, mereka mungkin akan lebih siap untuk berbicara.

3. Berfokus pada Diri Sendiri

Alih-alih terjebak dalam perasaan terluka, cobalah untuk berfokus pada kesejahteraan diri sendiri. 

Ini bisa melibatkan melakukan kegiatan yang Anda nikmati, berbicara dengan teman atau keluarga, atau mencari bantuan profesional jika perasaan Anda menjadi terlalu berat untuk ditangani.

4. Mencari Solusi Jangka Panjang

Jika silent treatment menjadi kebiasaan dalam hubungan Anda, penting untuk membicarakan pola ini secara terbuka dan mencari solusi jangka panjang. Penyelesaian masalah yang lebih konstruktif dan komunikasi yang sehat dapat mencegah situasi ini terulang kembali.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus