Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi yang pernah mendengar istilah usus bocor, kondisi ini bukan berarti usus berlubang dan isinya keluar mencemari organ tubuh lainnya. Di dunia medis, usus bocor atau intestinal permeability merupakan kondisi saat penyerapan nutrisi dalam usus terganggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kondisi normal, usus bertugas menyerap nutrisi dari makanan dan minuman yang kita konsumsi kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh. Namun dalam kondisi usus bocor, usus tak hanya menyerap gizi dari makanan dan minuman namun juga racun atau bakteri yang ada di dalamnya. Akibatnya, segala zat yang berbahaya itu turut tersebar ke seluruh tubuh lewat sistem peredaran darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip laman Healthy Women, ada beberapa penyebab usus bocor. Di antaranya mengkonsumsi makanan atau minuman yang mengandung zat-zat pemicu reaksi negatif, seperti gluten, kedelai, dan produk susu. Usus bocor juga dapat dipicu obat-obatan tertentu, misalkan antibiotik, steroid, atau pereda rasa sakit yang dijual bebas.
Direktur Yayasan Obat-obatan Terintegrasi di Amerika Serikat, Leo Galland mengatakan, dalam dosis tertentu, obat-obatan tadi memicu iritasi pada usus dan merusak selaput pelindung. Ada pula usus bocor yang disebabkan penyakit autoimun.
Ilustrasi wanita memegang perut. Pixabay.com/Natasya Gepp
Berikut 10 gejala usus bocor:
- Diare akut, sembelit, kembung, dan buang angin berlebihan
- Kurang gizi
- Sistem kekebalan tubuh lemah
- Sakit kepala, bingung, kehilangan daya ingat
- Rasa lelah berlebihan
- Masalah kulit, seperti ruam, jerawat, eksim
- Selalu ingin mengkonsumsi makanan dan minuman manis
- Nyeri pada persendian
- Depresi dan gelisah
- Penyakit autoimun, seperti lupus, rematik, penyakit Celiac atau Chron’s
Saat usus bocor, darah penuh dengan zat-zat yang tak diperlukan oleh tubuh, sehingga menganggu metabolisme dan kerja organ tertentu. Kerusakan sel-sel usus mengakibatkan usus tak mampu memproduksi enzim yang dibutuhkan untuk mencerna.