Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Merek sepatu olahraga Nike, baru saja mengumumkan inovasi teknologi bernama Nike React yang diklaim dapat memenuhi permintaan banyak pelari untuk diwujudkan dalam satu sepatu.
Permintaan itu di antaranya adalah bantalan yang lebih nyaman, sepatu yang memberikan energi untuk bisa lari lebih lama, sepatu yang ringan, dan sepatu yang dapat dipakai untuk lari jarak jauh. Para inovator, ahli kimia, insinyur, dan desainer Nike berkumpul dan menghasilkan solusi bernama Nike React tersebut. Baca: Heboh Pelakor : Ini 5 Pertanyaan untuk Bu Dendy
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepatu running pertama yang menggunakan busa Nike React adalah Nike Epic React Flyknit. Sebelumnya, busa Nike React ini sudah digunakan sebagai material sepatu basket Nike Hyperdunk di tahun 2017. Sepatu ini memang menawarkan sebuah inovasi baru yang dapat memenuhi kriteria di atas dengan menggunakan fitur proprietary foam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akan tetapi, menurut EKIN dari Nike, Prizka Rahmanisa, sepatu Nike Epic React Flyknit hanya bisa digunakan untuk olahraga lari, bukan untuk training atau olahraga lainnya. “Sepatu running dan training tidak bisa disatukan karena fungsinya beda,” ujar Prizka saat ditemui Tempo dalam acara peluncuran Nike React di Mal Grand Indonesia, Jakarta.Sepatu Nike Epic React Flyknit dalam acara peluncuran Nike React di Mal Grand Indonesia pada 22 Februari 2018 (Foto: TEMPO/Magnulia Semiavanda Hanindita)
Menurut penjelasan Rizka, sepatu running didesain khusus untuk gerakan satu arah. Sementara itu, sepatu training didesain sedemikian rupa agar pengguna dapat memakainya untuk gerakan ke segala arah. “Kalau segala arah, kan, ada lompat ke kanan, ke kiri, ada juga lunges dan lain-lain. Untuk gerakan yang lebih dinamis, kita lebih menyarankan sepatu training,” katanya. Baca: Berapa Kali Seminggu Idealnya Berhubungan Intim dengan Pasangan?
Ia mengakui bahwa sepatu running lebih empuk dan tebal sehingga nyaman untuk digunakan. Akan tetapi, sepatu running tidak dapat menjaga stabilitas tubuh jika digunakan untuk gerakan segala arah. Bantalan atau alas sepatu pun di desain berbeda sesuai dengan kebutuhan. “Biasanya, sepatu training bantalannya lebih tipis daripada sepatu running supaya otot kaki lebih dekat ke permukaan. Jadi, kalau bergerak ke segala arah, pengguna lebih gampang mengontrolnya,” kata Prizka.
Nike bersama Planet Sport meluncurkan Nike React pada 22 Februari 2018 di Mal Grand Indonesia. Dalam peluncuran ini, turut hadir dua atlet Asian Games 2018 dari cabang triathlon dan atletik, yaitu Jauhari Johan (Jo) dan Emelia Nova (Emil). Selain itu, turut hadir EKIN dari perusahaan Nike, Prizka Rahmanisa, serta CEO dari MAP Active, MichaelCapper.
MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA