Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menguap merupakan gerakan tak sadar di mana mulut terbuka dan rahang bawah melebar sepenuhnya. Lantas, apa yang menyebabkan seseorang menguap?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Healthline, ada banyak teori mengapa orang menguap. Salah satu teori populer adalah bahwa menguap membantu tubuh Anda membawa lebih banyak oksigen. Tetapi teori ini sebagian besar telah dibantah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teori yang paling didukung secara ilmiah mengapa seseorang menguap adalah pengaturan suhu otak. Sebuah studi pada 2014 yang diterbitkan dalam jurnal Fisiologi dan Perilaku menemukan bahwa menguap lebih jarang terjadi selama musim dingin. Jika suhu otak terlalu jauh di luar normal, menghirup udara dapat membantu mendinginkannya.
Dikutip dari Sleep Foundation, satu teori berpendapat bahwa menguap dapat membantu otak tetap terjaga selama aktivitas yang membosankan atau pasif.
Tindakan menguap memaksa otot-otot di wajah dan leher untuk bergerak. Para peneliti percaya bahwa gerakan ini dapat merangsang arteri karotis yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan pelepasan hormon pemicu bangun.
Para ahli berteori bahwa menguap juga dapat secara langsung mempengaruhi aktivitas otak dengan mendorong pergerakan cairan otak menjauh dari jaringan istirahat ke keadaan yang lebih aktif.
Para peneliti menduga bahwa respon fisiologis saat menguap memiliki efek yang sama seperti kafein, yaitu meningkatkan kesadaran.
Menguap juga dapat terjadi ketika melakukan aktivitas tertentu. Misalnya, orang lebih cenderung menguap saat melakukan aktivitas yang lebih pasif, seperti mengemudi, menonton televisi, atau mendengarkan ceramah. Namun, ketika mereka melakukan sesuatu yang lebih aktif, seperti memasak atau berbicara, mereka cenderung tidak menguap.
Pilihan Editor: Mengapa Menguap Dapat Menular? Berikut Penjelasannya