Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Apakah Perang Mempertahankannya ?

Penyakit cacar dikhawatirkan menyebar ke bagian dunia yang lain akibat peperangan somalia dan ethiopia. who rencanakan th'80 dunia bebas cacar. penderita cacar ada diperbatasan somalia dengan ethiopia. (ksh)

25 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CACAR, yang di Indonesia secara resmi dinyatakan habis tahun 1974 insya Allah akan dapat dibersihkan dari muka bumi pada tahun 1980 mendatang. Para ahli berpendapat bahwa penyakit yang merlakutkan ini bermula dari daratan Afrika. Menurut majalah The Prachtioner yang terbit di Inggeris, dugaan itu didasarkan pada surah Al-Fiil dalam Al Qur'an yang mengkisahkan pasukan Ethiopia yang menyerbu Mekah, porak-poranda akibat penyakit kulit yang sengaja disebarkan Tuhan untuk mematahkan serangan mereka. Usaha manusia yang tak kenal lelah akhirnya memaksa penyakit yang bisa menyebabkan kematian atau paling membikin bopeng itu, terpukul mundur dan bertahan ke sarangnya semula di Ethiopia. Tepatnya di daerah padang pasir Ogaden, daerah yang jadi persengketaan antara Ethiopia dan Somalia. Sejak awal tahun 1977 sampai Juli 1977 WHO mencatat 2642 kasus cacar di Ogaden. Bisakah penyakit yang mungkin diturunkan Tuhan itu ditaklukkan manusia? Para dokter dan ahli optimis. Tetapi harapan untuk membasmi penyakit itu tepat pada saat yang telah dirancang, yakni tahun 1980, nampaknya menghadapi tantangan. Hal ini terutama disebabkan peperangan yang mengamuk didaerah gaden antara Ethiopia dan Somalia. Seminggu yang lalu, Somalia telah menyerukan mobilisasi umum dan siap memerangi Ethiopia. Tukang Masak Letupan terakhir penyakit ini terjadi di Merka, sebuah kota kecil di Somalia Jenis cacarnya disebutkan para ahli sebagai Variola millor, jenis cacar yang kurang gawat dibandingkan dengan Varila major yang sudah diusir dari rumahnya yang terakhir di Bangladesh, tahun 1975. Variola minor yang menyerang Somalia itu dalam catatan mengakibatkan kematian 17 dari korban yang dla serang. Lucunya yang terserang pada waktu itu adalah seorang tukang masak rumah sakit, bernama Ali Mayow Mallin. Tukang masak yang tidak dilindungi dengan vaksin cacar ini satu hari terserang semacam bercak-bercak merah. Karena bercak-bercak di badannya tambah meluas akhirnya dia diistirahatkan di rumah sakit, sampai para dokter menyatakan bahwa laki-laki juru masak itu menderita cacar. Rumah sakit itu pun diblokir. Pasien lama tak boleh pulang pasien baru tak diterima. Daerah sekeliling rumahsakit tadi, di mana Ali rebah, diperiksa dengan saksama dan orang-orang dicacari. Dengan peperangan yang menggelora antara Ethiopia dan Somalia sekarang, para ahli di WHO merasa cemas, kalau-kalau penyakit itu akan menyebar kembali ke bagian dunia yang lain. Dibawa oleh para pengungsi yang memang sudah ada menyingkir. Untuk menyetop penyebaran cacar dari daerah peperangan itu, WHO telah mengirim Dr Weithaler dari Austria ke Yaman untuk mengendalikan penyakit itu dari sebuah pos pengawasan di sana. Ia adalah seorang veteran pemberantasan cacar di Ethiopia. Sementara itu di daerah Somalia, organisasi kesehatan dunia tadi mengerahkan 20 orang ahli wabah dibantu 2548 orang petugas setempat untuk menjaga jangan sampai penyakit menjalar ke luar. Para ahli nampaknya yakin jerih payah dalam usaha pemberantasan cacar ini akhimya akan berhasil. Sekalipun bekerja di bawah ancaman perang. Optimisme ini dilandasi pengalaman pemberantasan cacar di Bangladesh yang mencapai puncaknya justeru ketika perang berkecamuk di sana. Pada tahun 1975 Bangladesh dinyatakan bebas dari cacar dengan penderitanya yang terakhir seorang gadis cilik 2 tahun di Kuralia. Dan dia merupakan penderita terakhir di daratan Asia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus