Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Masalah kepercayaan adalah sebagian sulit hidup banyak orang. Tapi kalau semua dikumpulkan dan dilimpahkan ke pasangan, bisa jadi penyebab perusak hubungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berikut 10 tanda masalah kepercayaan justru menjadi pihak ketiga yang bisa merusak hubungan, tanda krisis kepercayaan terhadap pasangan, seperti dikutip dari Bolde.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berharap pasangan membuktikan Anda benar
Jika merasa semua orang akan memperlakukan sama buruknya, Anda akan terus memeriksa gerak-gerik pasangan dan menunggu ia bersikap di luar batas. Misalnya sekadar terlambat memberi kabar, Anda akan berpikir dia selingkuh. Perilaku ini menghalangi untuk melihat seperti apa sebenarnya sifat pasangan.
Selalu cari masalah
Jika sering mengecek ponsel atau e-mail pasangan, bukan hanya melanggar privasinya, artinya Anda juga mengambil risiko untuk sering-sering bertengkar. Anda tak menemukan hal yang mencurigakan sehingga terus mencari, berharap ada sesuatu yang salah yang mungkin pasangan lakukan. Jika berpikir pasangan orang jahat, bisa jadi Anda sendiri yang jahat.
Selalu khawatir
Anda selalu merasa tak bisa mempercayai kata-kata seseorang. Jika punya masalah kepercayaan yang amat besar, bisa jadi karena trauma pada masa lalu yang terus mengikuti dan menempel di kepala. Anda harus memberikan sedikit kepercayaan pada pasangan sehingga pada akhirnya bisa menunjukkan apakah ia bisa dipercaya atau tidak. Jika tak ada kepercayaan kepada pasangan, hubungan tak akan berjalan mulus.
Tak lagi jadi orang yang menyenangkan
Memang tidak ada yang mendesak Anda supaya menjadi periang dan menyenangkan. Memang, jadi seseorang harus realistis. Tapi, bagaimana kalau sebelumnya Anda adalah orang yang menyenangkan, santai, spontan, dan sekarang selalu stres dan penuh tekanan. Anda tak lagi menjadi diri sendiri, selalu mengharapkan ada hal buruk terjadi. Sikap ini menciptakan energi negatif, yang lama-lama bisa membuat pasangan kabur.
Bertengkar setiap waktu
Kalau terus bertengkar setiap waktu dengan pasangan dan berharap ia berubah jadi seperti mantan yang jahat, ini bakal memicu pertengkaran setiap saat. Kalau belum terjadi, tanyakan pada diri sendiri apakah bertengkar seperti itu perlu. Sepertinya tidak.
Selalu menguntit media sosial pasangan
Mungkin Anda tidak bermaksud kepo media sosial pasangan. Tapi, kalau dilakukan bukan hanya merusak hubungan, juga merusak kepercayaan diri sendiri karena dengan menguntit media sosial pasangan, Anda akan mencari-cari kesalahan atau sesuatu untuk diributkan. Hal ini akan membuat hubungan terus menerus tidak nyaman.
Bersikap posesif
Apa yang terjadi jika selalu khawatir pasangan berselingkuh? Anda akan selalu ingin tahu apa yang dilakukannya, ingin selalu berada di sekitarnya. Ini malah jadi alasan pasangan tak boleh bersama. Tak ada orang yang mau bersama pasangan yang mengekang.
Menyalahkan pasangan untuk hal yang belum dilakukan
Anda marah ketika pasangan menyebutkan salah satu sahabatnya dari lawan jenis atau mendiamkannya karena merasa dia tak benar-benar sibuk. Kenapa tak dibicarakan baik-baik dan mencari tahu lebih dalam daripada berasumsi bahwa dia akan melakukan hal buruk?
Mudah cemburu ketika pasangan berinteraksi dengan lawan jenis
Anda selalu cemburu setiap kali pasangan berinteraksi dengan lawan jenis, mengira mungkin mereka bukan hanya sekadar berteman. Anda tak akan memiliki hubungan yang sehat jika terus mengira pasangan memiliki hubungan romantis dengan beberapa orang.
Menyalahkan pasangan atas masalah pribadi
Paling parah ketika selalu mengira ia adalah pasangan beracun dan Anda benar-benar mencurahkan seluruh masalah kepercayaan padanya. Itu tidak adil dan pasangan tak patut menerima perlakuan seperti itu. Tahan dulu semua rasa tidak percaya itu sebelum mengategorikannya sebagai mantan yang beracun.