Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sprei dan sarung bantal sebaiknya dicuci secara teratur untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan tempat tidur. Idealnya, sprei dan sarung bantal dicuci setidaknya setiap dua pekan sekali. Jika tidak, dapat menyebabkan beragam masalah pada tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip dari laman Channel News Asia, McKenzie Hyde, seorang pelatih ilmu tidur melakukan sebuah penelitian pada perusahaan kasur dan tempat tidur. Hyde mengambil sampel bakteri yang diambil dari sprei dalam waktu satu hingga empat minggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hasil penelitian ini kemudian ditabulasikan dalam unit pembentuk koloni mikroba atau Colony Forming Units (CFU) per inci persegi. Berikut hasil dari penelitian tersebut:
1. Sarung bantal
- Sarung bantal yang tidak dicuci selama 1 pekan menghasilkan CFU sebanyak 3 juta. Jumlah ini sekitar 17.000 kali lebih banyak daripada bakteri di dudukan toilet.
- Sarung bantal yang tidak dicuci selama 2 pekan menghasilkan CFU sebanyak 5,98 juta. Jumlah ini 332 kali lebih banyak daripada bakteri di keran.
- Sarung bantal yang tidak dicuci selama 3 pekan menghasilkan CFU sebanyak 8,51 juta. Jumlah ini sekitar 400 kali lebih banyak daripada bakteri di wastafel dapur.
- Sarung bantal yang tidak dicuci selama 4 pekan menghasilkan CFU sebanyak 11,96 juta. Jumlah ini hampir 40 kali lebih banyak daripada bakteri di mangkuk hewan peliharaan.
2. Sprei
- Sprei yang tidak dicuci selama 1 pekan menghasilkan CPU sebanyak 5 juta. Jumlah ini 25.000 kali lebih banyak daripada bakteri di gagang pintu kamar mandi.
- Sprei yang tidak dicuci selama 2 minggu menghasilkan CPU sebanyak 5,73 juta. Jumlah ini 300 kali lebih banyak daripada bakteri di mainan hewan peliharaan.
- Sprei yang tidak dicuci selama 3 pekan menghasilkan CPU sebanyak 9,24 juta. Jumlah ini 280 kali lebih banyak daripada bakteri di reservoir kopi.
- Sprei yang tidak dicuci selama 4 pekan menghasilkan CPU sebanyak 11,32 juta. Jumlah ini 5,4 kali lebih banyak daripada bakteri di tempar sikat gigi.
Pada dasarnya, bakteri dikelompokkan menjadi empat bentuk yaitu S pherical (cocci), batang (basil), spiral (spirilla) dan koma (vibrios) atau pembuka botol (spirochaetes). Menurut Hyde, bakteri yang paling sering ditemukan di tempat tidur adalah bakteri batang, yang biasanya dapat menyebabkan pneumonia, jenis infeksi lain, dan resistensi antibiotik.
Ilustrasi kutu.[www.nidirect.gov.uk]
Selain itu, dilansir dari laman Web MD, saat tidur, seseorang menumpahkan 500 juta sel kulit mati dalam sehari. Sel kulit mati ini memancing tungau dan debu muncul ke permukaan. Makhluk dan kotorannya ini dapat memicu alergi, asma, dan menyebabkan eksim pada tubuh.
Sarung bantal dan sprei yang tidak dicuci juga menyebabkan munculnya kutu. Kutu merupakan hewan kecil yang menyukai tempat hangat, salah satunya adalah tempat tidur. Hewan kecil ini dapat menghisap darah dan meninggalkan bekas yang gatal pada kulit.
Pilihan editor: 5 Kiat Sederhana Mengurangi Sakit Leher