Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bahaya Makan Berlebihan, Diabetes sampai Penyakit Jantung

Makanlah sesuai takaran, jangan berlebihan. Banyak masalah kesehatan terjadi akibat makan berlebihan, berikut di antaranya.

30 Agustus 2019 | 17.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak yang percaya bahwa cheat day bukan masalah besar jika dilakukan sesekali. Pada dasarnya cheat day merupakan satu hari dalam diet di mana Anda bebas untuk makan apa saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kita menganggap bahwa makan apapun dalam satu hari penuh tidak akan merusak diet dan olahraga yang sudah dilakukan selama sebulan penuh. Namun, apa jadinya jika cheat day tersebut berlanjut di hari-hari berikutnya? Atau bagaimana jika makan hingga perut terasa sakit?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Jika tubuh dalam keadaan fit, banyak makan tidak akan membunuh. Namun, jika dilakukan terus menerus, atau setidaknya dalam jangka waktu lama , misalnya seminggu atau lebih, berdampak pada kesehatan dan komposisi tubuh,” ujar Ilyse Schapiro, R.D., C.D.N., ahli nutrisi dari Westchester County, New York, dan Greenwich, Connecticut di Amerika Serikat.

Apa dampaknya? Berikut menurut Men’s Fitness.

#Six-pack hilang
Jika tubuh dalam keadaan sehat, makan banyak di akhir pekan atau perayaan lain tidak masalah dan tidak akan berdampak pada perut six-pack. Semuanya, bergantung pada seberapa banyak Anda makan. Entah melakukannya selama satu hari atau satu minggu penuh, tubuh akan mengubah kalori ekstra menjadi lemak.

“Misal, Anda mengonsumsi kalori ekstra hingga 3.500 kalori, maka lemak akan bertambah. 7.000 kalori ekstra sama dengan dua pon (setara dengan 0,9 kilogram) lemak, dan seterusnya,” ujar Leah Kaufman, R.D., ahli nutrisi yang bekerja di New York dan New Jersey.

Ilustrasi tes gula darah penderita diabetes (pixabay.com)

#Menyebabkan diabetes
Lemak hasil dari makan terlalu banyak bukan hanya membuat celana terasa lebih ketat namun juga menyebabkan perlawanan insulin, pendahulu sebelum diabetes, yang terjadi saat sel tidak dapat mengonversi glukosa dalam darah menjadi energi. Tidak perlu menunggu lama, Anda dapat mengalami hal tersebut dalam hitungan hari. Studi yang dipublikasikan dalam Science Translational Medicine, enam laki-laki yang mengonsumsi 6.000 kalori per hari dan istirahat selama tujuh hari penuh, setelah dua hari melakukan cheat day ekstrem, insulin dalam tubuhnya melakukan perlawanan.

#Kenyang sesaat
Jika terlalu banyak makan menjadi kebiasaan, berat badan akan bertambah, kadar hormon yang mengatur berat badan juga akan mengalami perubahan. Studi yang dipublikasikan dalam Nutrition and Diabetes menemukan bahwa makanan yang memenuhi usus menghambat produksi uroguanilin, hormon yang mengirim sinyal pada otak saat merasa kenyang.

Peneliti menggunakan tikus percobaan untuk membuktikan hal tersebut. Setelah diberi makan cukup banyak, produksi hormon uroguanilin dalam usus tikus terganggu, sama seperti manusia.

"Setelah beberapa lama melakukan hal tersebut (makan dengan porsi sangat banyak), persepsi otak terhadap rasa kenyang mengalami perubahan. Setelah tubuh terbiasa dengan banyak kalori yang masuk, saat diberi sedikit kalori, tubuh merasa bingung dan berpikir bahwa Anda belum selesai makan sehingga menyebabkan rasa lapar," jelas Schapiro.

#Haus
“Terlalu banyak makan, terutama menjelang tidur, berdampak pada kualitas tidur. Dalam keadaan terlalu kenyang, tubuh akan bekerja lebih keras untuk memecah makanan. Bagaimana tubuh dapat bekerja secara maksimal jika Anda tertidur? Seperti lingkaran setan, saat Anda tidak cukup istirahat, tentu akan memicu rasa lapar sehingga porsi makan tidak terkontrol,” sambung Kaufman.

#Mengganggu sistem kardiovaskular
Setelah mengonsumsi makanan berlemak, tubuh akan dipenuhi dengan insulin sehingga membuat arteri koroner sulit untuk istirahat.

“Terlalu banyak makan dapat menyebabkan hormon stres norepinephrine meningkat, sehingga menyebabkan tekanan darah dan detak jantung juga meningkat,” sambung Schapiro.

Reaksi tersebut dapat menyebabkan darah membeku sehingga menghalangi aliran pembuluh darah. Menurut American Heart Association, risiko terserang penyakit jantung empat kali lebih besar setelah dua jam mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak, terutama yang memiliki riwayat penyakit jantung.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus