Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Fashion Week (JFW) ke-10, yang diadakan 21-27 Oktober 2017, membawa tema “Bhinneka dan Berkarya” dan berharap untuk menampilkan karya-karya yang lebih bervariasi dan penuh makna. JFW juga ingin meningkatkan mode berkelanjutan di industri mode Indonesia dan menunjukkan apresiasi besar terhadap para pekerja untuk busana-busana yang ditampilkan, selain kepada para desainer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Barli Asmara, setelah mengikuti acara Wardah Color Euphoria, mengadakan peragaan busana Jambi Kain Negeriku by Barli Asmara. Menunjukkan 48 busana di koleksi ini, Barli tidak hanya menampilkan kain tradisional Indonesia biasa. Dia juga menampilkan apresiasi terhadap para perajin, pembatik, penjahit, yang telah menjadi bagian dari proses pembuatan busana-busana itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Walaupun batik dan songket adalah warisan budaya yang membanggakan, perajin batik dan songket masih cenderung termarjinalkan. Banyak yang tidak mengetahui kesulitan yang dihadapi para perajin batik dan songket tradisional untuk memasarkan hasil karya mereka.
“Saya tidak egosentris, tidak mau melakukan ini untuk sendiri, baik secara bordir, sulam, rajut, payet, kristal, dan tentunya ada pembatik, ada penenun, ada lagi untuk diprinting, ada lagi untuk ngecap, kita harus hargai mereka,” ungkap Barli Asmara di Jakarta Fashion Week, Senin, 23 Oktober 2017.
Barli Asmara sebagai Duta Jambi 2017 melakukan pembinaan, pelatihan, dan sosialisasi untuk mengembangkan motif dan warna dari kain batik dan songket Jambi. Dengan menunjukkan kerja keras selama 10 bulan terakhir, koleksi Jambi Kain Negeriku by Barli Asmara mengangkat motif Jambi berikut: batang hari, daun karet, durian pecah, sawit, tampu manggis, rotan, bunga sepatu, dan kelupaku.
Barli menjelaskan kalau Kain Negeriku adalah program CSR (tanggung jawab sosial perusahaan) dari Barli Asmara Management, yang membuat rangkaian acara dan program untuk portfolio-nya. “Sebagai pencipta dan penggagas fashion yang tidak egosentris, di mana kita menjajarkan para UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah) dan perajin,” lanjut Barli.
Seperti koleksi yang dihadirkan di Jakarta Fashion Week kali ini, Barli menunjukkan apresiasinya kepada para perajin. “Saya hadirkan desainernya siapa, perajinnya siapa, dan pembatiknya siapa. Pada saat selesai acara, saya serahkan busananya untuk bisa difoto oleh para perajinnya sehingga mereka bisa upload dan bisa jualan kain tersebut,” ujar Barli setelah peragaan busana Jambi Kain Negeriku.
Pada koleksi kali ini Barli membawa tema menggunakan siluet berpotongan anggun, klasik, mempesona, dan membuat desain gaun malam dengan potongan A-line dan potongan putri duyung.