Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Batuk rejan mewabah di New York, Amerika Serikat, bertepatan dengan musim dingin dengan laporan 108 kasus, kebanyakan pada anak-anak. Untungnya kebanyakan pasien sudah divaksin dan hanya mengalami gejala ringan sehingga tak ada yang perlu dirawat di rumah sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Batuk rejan atau pertusis adalah infeksi saluran pernapasan. Vaksin bisa melindungi anak-anak dari penyakit ini. Namun buat bayi yang belum bisa divaksin risiko terifeksi sangat tinggi, jelas Mayo Clinic. Gejalanya mirip flu, yakni hidung tersumbat, hidung meler, demam, mata merah dan berair. Gejala bisa memburuk seiring waktu, membuat batuk terus-menerus dengan suara keras.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak balita adalah kelompok yang paling berisiko. Komplikasi pertusis bisa membahayakan nyawa, seperti batuk terus menerus, sulit bernapas, pneumonia, tak sadarkan diri, hingga kematian meski jarang.
"Ibu hamil, orang dengan masalah sistem imun, dan lansia adalah kelompok yang paling rentan terhadap gejala parah," kata Katy Dubinsky, pakar farmasi di New York, kepada Fox News Digital. "Kondisi akan berbahaya ketika batuk parah menyebabkan sulit bernapas, muntah, dan napas tersengal pada balita."
Pentingnya vaksinasi
Setiap tahun ada 24 juta kasus pertusis di dunia, 50 ribu di antaranya di Amerika Serikat, menurut Dr. Marc Siegel pengajar kedokteran klinis di Pusat Medis Langone NYU. Pengobatan utamanya adalah antibiotik, yang akan lebih efektif jika diberikan sejak awal. Azitromisin adalah pengobatan umum untuk anak sedangkan orang dewasa biasa diresepkan doksisiklin.
Wabah batuk rejan biasanya berkembang di lingkungan yang kurang vaksinasi. Jadi, tak ada pencegahan yang lebih efektif selain vaksinasi.
"Pertusis sangat menular dan di area di mana kekebalan kelompok masih rendah karena kurang vaksinasi, penyakit lebih mudah berkembang," tutur Dubinsky.
Pilihan Editor: Lindungi Anak dari Pneumonia dengan Rekomendasi dari IDAI