Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bayi, Bcg Dan Bahaya

27 bayi mengalami komplikasi berupa pembengkakan kelenjar, setelah disuntik vaksin bcg di rs carolus. pihak bio farma, produsen vaksin itu menduga dosis yang dipakai terlalu tinggi. (ksh)

10 April 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEBELUM membeikan kekebalan, vaksin BCG ternyata lebih dulu mendatangkan penderitaan bagi para bayi yang menerimanya. Di Rumahsakit Carolus, Jakarta 27 bayi mengalami komplikasi berupa pembengkakan kelenjar yang kemudian harus ditolong dengan jalan pembedahan. Beberapa orang dokter anak juga menemukan kasus seperti itu. Namun belum ada catatan berapa besar pengaruh kejadian tadi terhadap rencana pemerintah dalam usahanya untuk mencegah TBC. Dan belum ada kabar tentang susutnya niat para orang tua untuk menyerahkan bayi mereka kepada vaksin anti-TBC. Komplikasi-komplikasi serupa sebenarnya pernah juga terjadi. tetapi yang sekarang nampak menjadi ramai karena siaran per yang begitu gencar. Sementara para pejabat pemerintah di bidang kesehatan terpaksa menanggapinya lebih serius karena yang sekarang ini menyangkut Bio Farma, perusahaan negara yang membuat vaksin BCG tadi. Sedangkan vaksin yang terdahulu buatan Jepang. Hingga peristiwa komplikasi tersebut seakan-akan menunjukkan kurang sempurnanya vaksin buatan lokal. Fihak Bio Farma sendiri mengatakan bahwa sebelum vaksin tersebut digunakan, beberaya contoh telah diuji laboratorium WHO di Kopenhagen. Setelah badan kesehatan dunia itu mengatakan OK, dilakukan pula penyuntikan terhadap anak anak sekolah, sekedar untuk melihat reaksinya. Memang ketika vaksin itu disuntikkan kepada bayi di bawah umur 5 hari dengan dosis sebesar 0,1 ml ternyata 0,43% dari mereka memperoleh komplikasi pembengkakan kelenjar yang drastis. Atas dasar penelitian tersebut diadakan penurunan jumlah dosis untuk bayi. "Tahun 1974 team P3M Departemen Kesehatan melakukan penyuntikan terhadap 900 bayi berumur 0 sampai 12 bulan dengan dosis 0,05 ml dan hasilnya tidak ada satupun komplikasi", kata D Kusdinar dari Bio Farma. Begitulah kisah vaksin buatan perusahaan negara yang dulu bernama Lembaga Pasteur itu sebelum dia dipergunakan untuk menggantikan buatan Jepang yang sudah akan habis bulan Juni mendatang. Besar dugaan para petugas Carolus menggunakan dosis lama yaitu 0,1 ml terhadap bayi di bawah satu tahun. Dan menurut drs Mirza Syafei Nsution, Dirut Bio Farma, alat penyuntik yang digunakan Carolus adalah alat penyuntik biasa. "Sedangkan untuk mengukur dosis 0.05 ml diperlukan alat penyuntik khusus", katanya. Tentang komplikasi itu sendiri, sebenarnya tidak berbahaya. "Keluarkan nanahnya, atau kalau memang perlu berikanlah obat anti TBC", sebagaimana dikatakan oleh seorang dokter yang bayinya sendiri jadi korban komplikasi. Untuk menghindari komplikasi, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dr Bachrawi sempat punya fikiran untuk menangguhkan penyuntikan vaksin BCG sampai bayi berumur di atas satu tahun. Tetapi niat itu jadi batal, karena para ahli penyakit anak beranggapan bahwa TBC harus dicegah sejak bayi lahir. Karena jika TBC menyerang bayi, tipis harapan mereka bisa ditolong, kata mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus