Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

gaya-hidup

Bayi Prematur Rentan Alami GERD, Dokter Anak Jelaskan Sebabnya

Fungsi pencernaan yang belum matang membuat bayi prematur rentan mengalami GERD. Berikut masalah pencernaan lain yang rentan dialami.

20 November 2024 | 16.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak konsultan gastroenterologi - hepatologi dari Universitas Indonesia, Ariani Dewi Widodo, mengatakan pencernaan bayi prematur memiliki perbedaan signifikan dibanding yang lahir cukup bulan. Penyebabnya, saluran cerna bayi prematur belum berkembang secara optimal karena lahir sebelum waktunya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Fungsi motilitas, yang bertugas menggerakkan makanan melalui saluran cerna, belum matang. Akibatnya, pencernaannya menjadi lebih lambat dan kurang efisien," kata dokter di RSIA Bunda Jakarta itu di sela peringatan Hari Prematur Sedunia di Jakarta, Rabu, 20 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selain itu, enzim pencernaan yang berperan dalam penyerapan nutrisi belum diproduksi dengan cukup sehingga penyerapan nutrisi tidak maksimal. Bayi prematur juga memiliki dinding usus yang masih sangat tipis sehingga rentan terhadap infeksi dan alergi. 

Rentan alami GERD
Ia menjelaskan fungsi pencernaan yang belum matang membuat bayi prematur rentan mengalami GERD akibat makanan dan asam lambung naik kembali ke kerongkongan karena otot penghubung antara lambung dan kerongkongan belum sempurna.

"Ini sering ditandai dengan muntah, gumoh berlebihan, atau bayi yang rewel setelah menyusu. Jika dibiarkan, GERD dapat mengganggu pertumbuhan bayi, menyebabkan iritasi esofagus, bahkan masalah pernapasan," ungkap Ariani.

Tidak matangnya saluran cerna juga meningkatkan risiko malnutrisi akibat penyerapan nutrisi yang tidak efisien dan dapat menyebabkan berat badan bayi sulit naik, keterlambatan perkembangan, hingga gangguan pada otak. Persoalan umum lain yang dialami bayi prematur adalah alergi susu sapi karena dinding usus belum matang, protein besar dari susu sapi dapat menembus usus dan memicu reaksi alergi, dengan gejala seperti diare, muntah, atau ruam di kulit.

Karena itu, Ariani menyarankan pemberian ASI sebagai solusi terbaik karena ASI alami mudah dicerna, mengandung antibodi, dan risiko alergi sangat rendah. ASI juga bisa membantu perkembangan gut barrier dan melindungi bayi dari infeksi.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus