Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Badan Anak-anak PBB (UNICEF) Catherine Russel pada Kamis mengeluarkan peringatan keras mengenai fasilitas vital yang mulai kehabisan bahan bakar di Jalur Gaza akibat penutupan Perlintasan Rafah dengan Mesir juga Perlintasan Kerem Shalom oleh Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Russel menegaskan bahwa penutupan itu terutama mengancam layanan dukungan bagi bayi-bayi prematur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jika perlintasan Kerem Shalom dan Rafah tidak dibuka kembali untuk pasokan bahan bakar dan kemanusiaan, akibatnya akan segera terasa. Layanan pendukung kehidupan bagi bayi prematur akan kehilangan tenaga; anak-anak dan keluarga akan mengalami dehidrasi atau mengonsumsi air yang berbahaya; limbah akan meluap dan menyebarkan penyakit lebih lanjut,” kata Russel melalui sebuah pernyataan.
Russel menekankan bahwa penundaan dapat mengakibatkan hilangnya nyawa dan memohon agar segera dilakukan pembukaan kembali perlintasan. "Seperti ini, lebih banyak waktu terbuang, akan lebih banyak nyawa yang hilang," lanjutnya.
Dia menekankan bahwa fasilitas penting seperti rumah sakit, pusat layanan kesehatan utama, mesin desalinasi air, pompa limbah, dan sistem pengumpulan limbah berisiko kehabisan bahan bakar dalam hitungan hari, bahkan jam.
Russel menyeru otoritas berwenang terkait untuk mengambil tindakan cepat dan tegas untuk mencegah bencana kemanusiaan.
“Saya sangat mendesak pihak berwenang terkait untuk memberikan tindakan yang dapat ditindaklanjuti dan jaminan nyata kepada para aktor kemanusiaan untuk menyediakan pergerakan kargo kemanusiaan yang aman dan terjamin, melalui semua rute, ke dalam dan di dalam Jalur Gaza,” katanya.
Badan-badan PBB mengatakan pada Selasa 7 Mei 2024 bahwa dua penyeberangan utama ke Jalur Gaza, termasuk Rafah, telah ditutup Israel. Hal ini menyebabkan pemutusan akses bantuan dari luar bagi warga Palestina daerah kantong tersebut.
Juru bicara kantor kemanusiaan global Jens Laerke mengatakan pada konferensi pers di Jenewa bahwa Israel telah menutup penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom sebagai bagian dari operasi militer Rafah.
“Dua jalur utama untuk menyalurkan bantuan ke Gaza saat ini terputus,” katanya, sambil mengatakan bahwa badan-badan PBB memiliki stok yang sangat sedikit di Jalur Gaza karena pasokan kemanusiaan langsung dikonsumsi.
Seorang jurnalis Palestina di X melaporkan bahwa ada ribuan pasien dalam kondisi kritis yang kini tak bisa keluar dari Gaza untuk mendapatkan perawatan di negara tetangga.
Sam Rose, direktur perencanaan badan PBB untuk pengungsi Palestina, dalam kesempatan terbesar mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) terbukti merupakan “bencana besar”.
“Tidak ada bantuan yang masuk berarti tidak ada bantuan yang didistribusikan setelah beberapa hari,” kata Rose kepada Al Jazeera.
“Yang sama pentingnya, penyeberangan Rafah dan Kerem Shalom adalah satu-satunya pintu masuk bahan bakar, jadi tanpa bahan bakar truk tidak akan bisa bergerak, pabrik desalinasi tidak akan bisa beroperasi untuk menyediakan air bersih, dan tidak akan ada listrik,” ujarnya.
Pilihan Editor: Biden Akui Bom dari AS Digunakan Israel untuk Serang Rafah, Ancam Setop Suplai Senjata
ANADOLU | AL JAZEERA