Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Beda Jatuh Cinta dan Mencintai Seseorang, Anda Rasakan yang Mana?

Apa perbedaan jatuh cinta dengan mencintai seseorang? Kira-kira apa yang Anda rasakan pada pasangan?

4 Maret 2020 | 22.00 WIB

Ilustrasi pasangan bulan madu. Unsplash.com/Mahkeo
Perbesar
Ilustrasi pasangan bulan madu. Unsplash.com/Mahkeo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Di awal-awal pertemuan dan berpacaran, Anda merasakan gejolak jatuh cinta pada pasangan. Segala hal di dunia terasa baru. Anda pun berusaha memperlihatkan sifat terbaik pada dirinya. Namun, seiring berjalannya waktu, penerimaan kekurangan pasangan penting untuk menjaga relasi. Apa perbedaan jatuh cinta dengan mencintai?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Saat jatuh cinta, kita umumnya merasakan perasaan yang intens yang biasanya muncul di awal-awal hubungan romantis. Berikut ini yang mungkin Anda alami, saat jatuh cinta dengan pasangan:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

1. Merasa berenergi saat bersamanya
Mungkin tak pernah kita sadari, namun ada sains di balik jatuh cinta. Jatuh cinta melibatkan banyak hormon yang membalut diri dengan berbagai jenis perasaan, dan membuat perasaan tersebut naik turun.

Misalnya, kita mengalami peningkatan kadar senyawa dopamin dan norepinefrin. Peningkatan kadar senyawa ini berujung pada rasa senang, gugup yang menyenangkan dan euforia.

Hormon lain juga berperan dalam proses ini, seperti penurunan kadar serotonin yang membuat kita memiliki hasrat serta testosteron dan estrogen yang memunculkan birahi. Ada pula oksitosin dan vasopresin yang meningkatkan kepercayaan dan empati.

Ilustrasi pasangan. Unsplash.com/Annette Sousa

2. Kita tak sabar untuk bertemu dengannya
Jatuh cinta membuat kita merasa hampa saat tak bersama orang terkasih. Anda mungkin akan bertanya-tanya dalam hati, 'Apa yang sedang ia lakukan?'. Walau Anda dan pasangan mungkin sudah berencana untuk bertemu, detik-detik penantian itu terasa sangat lama. Setuju?

3. Saat jatuh cinta, dunia menjadi menyenangkan
Jatuh cinta sering membuat kita mengalami cara pandang dalam hidup. Bahkan, aktivitas yang awalnya membosankan bagi kita, berubah menjadi menyenangkan saat bersamanya.

Orang yang sedang dimabuk cinta tiba-tiba akan ingin mencoba hal baru, karena pasangannya menyukai hobi tersebut.

4. Selalu memberi waktu untuk orang yang dicintai
Saat jatuh cinta, kita berusaha untuk selalu hadir di samping orang yang disayangi. Bahkan, sesibuk apapun pekerjaan dan kegiatan yang harus Anda lakukan, selalu ada celah untuk menjadwalkan kencan dan pertemuan.

5. Anda rela berkorban untuk orang yang dicintai
Saat kasmaran, kita cenderung akan mendedikasikan diri untuk pasangan, serta mau melakukan apapun untuk membantunya dan menyenangkannya.

Kecenderungan untuk rela berkorban dapat dipengaruhi oleh rasa empati. Beberapa hormon yang terlibat dalam proses jatuh cinta juga kadang berperan dalam bagaimana kita memutuskan untuk membantu pasangan.

6. Mengidolakannya
Jatuh cinta dengan seseorang membuat kita bisa mengidentifikasi hal positif yang ia miliki. Kita pun fokus pada sifat-sifat baik tersebut, dan kadang mengabaikan sifat buruk yang ia miliki. Walau hal ini normal, memerhatikan sifat buruk seseorang sebenarnya penting untuk keberlanjutan hubungan Anda jangka panjang.

Lalu, apa bedanya dengan ‘mencintai seseorang’?
Seiring berjalannya waktu, perasaan yang Anda miliki mungkin akan berubah. Anda mencintainya, namun percikan jatuh cinta tersebut mungkin akan berkurang. Seperti apakah?

a. Lebih realistis terhadap diri sendiri
Jatuh cinta membuat kita ingin menjadi yang terbaik. Kita pun akan cenderung menyembunyikan sifat buruk yang kita miliki.

Namun, saat telah lama menjalin hubungan, kita akan lebih realistis dan santai dengan diri sendiri. Kita tak takut lagi memperlihatkan sifat buruk yang kita miliki. Anda dan pasangan akan menerima kekurangan tersebut.

b. Lebih nyaman untuk mengekspresikan pendapat
Jatuh cinta cenderung membuat kita menerima semua pendapatnya dan perkataannya, walau kadang tak kita sadari. Namun, saat berada di fase mencintai, lebih mudah bagi kita untuk mengekspresikan opini pada pasangan. Walau kadang ada perbedaan pendapat, Anda dan pasangan akan menemukan cara untuk berkompromi.

c. Perlu banyak usaha untuk bisa intim dengan pasangan
Di awal-awal hubungan, Anda dan pasangan mungkin lebih mudah untuk bercinta dan berhubungan seks. Namun, seiring berjalannya waktu, keintiman dan hubungan seks cenderung akan lebih jarang.

Walau begitu, meski hubungan seks tersebut lebih jarang dilakukan, usaha Anda dan pasangan untuk menemukan keintiman tersebut akan sangat berarti untuk keberlangsungan hubungan.

d. Akan butuh banyak usaha dalam menjalani hubungan
Hubungan awal saat Anda dan pasangan saling jatuh cinta mungkin cenderung mulus. Namun, bertahun-tahun setelahnya justru akan sebaliknya. Banyak rintangan yang mungkin perlu dilalui untuk mempertahankan hubungan.

Menghabiskan waktu dengan pasangan mungkin sedikit sulit, tak lagi seperti dulu di awal-awal hubungan. Namun, apabila Anda benar-benar mencintai pasangan, pasti selalu ada cara untuk menunjukkan kepedulian Anda.

Ilustrasi pasangan. Unsplash.com/Ben White

e. Merasa sangat terhubung satu sama lain
Tak perlu ditanyakan lagi, bahwa mencintai seseorang melibatkan kepercayaan dan koneksi diri satu sama lain. Mencintai ini membuat Anda memahami apa yang ia sukai, yang tidak ia sukai, nilai-nilai yang ia pegang, tanpa membuat Anda berpikir panjang.

Jatuh cinta di awal memang berbeda maknanya dengan mencintai pasangan. Seiring berjalannya waktu, perasaan Anda pada pasangan mungkin tak sebanyak dulu. Walau normal terjadi, mencintai pasangan untuk jangka panjang membantu Anda untuk menemukan cara dan usaha agar tetap bersama.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus