Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Membaca merupakan kemampuan sifatnya bukan alamiah pada anak sehingga ia harus diajari oleh orang yang lebih dewasa agar memiliki kapabilitas untuk melakukannya. Kemampuan membaca pada anak tidak seperti penguasaan anak akan bahasa yang secara alami bisa ia pahami dan pelajari sejak lahir. Jadi kapan sebaiknya anak belajar membaca?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Asosiasi Dokter Anak Amerika Serikat (AAP) berpendapat usia yang paling ideal untuk mengajari anak membaca adalah pada umur 6-7 tahun. Di Indonesia, usia itu biasanya merupakan tahun pertama anak mengenyam pendidikan di sekolah dasar (SD).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun demikian, belajar membaca anak TK juga tidak dilarang oleh AAP. Jika anak sudah memperlihatkan minatnya pada buku di usia 4-5 tahun (saat masuk TK), maka sah-sah saja untuk mengajarkannya membaca.
Membaca anak TK boleh dilakukan, bahkan memiliki banyak manfaat, asalkan anak sudah siap untuk masuk ke fase tersebut. Belajar membaca di TK hanya akan menimbulkan bahaya jika ia belum siap untuk belajar membaca, namun orang tua tidak menangkap sinyal tersebut atau terlalu memaksakan anak.
Bahaya tersebut di antaranya:
1. Anak kehilangan minat untuk membaca dalam jangka panjang
2. Anak menjadi bosan bahkan frustrasi
3. Menurunkan nilai akademis pada anak di masa-masa awal ia memasuki sekolah dasar.
4. Anda mungkin pernah mendengar bahaya mengenalkan buku terlalu dini yang akan mengakibatkan penglihatan anak terganggu, misalnya rabun. Namun, penelitian mengungkap bahwa klaim ini tidak memiliki dasar yang kuat.
Sama halnya ketika belajar membaca anak TK dikaitkan dengan ketidakmampuan anak untuk mengembangkan kemampuan motoriknya yang lain. Ada juga klaim yang menyatakan kebiasaan anak membaca akan membuat psikologisnya terganggu karena bosan.
Memasukkan anak ke TK yang sudah mengajarkan membaca saja tidak cukup. Anda pun harus memastikan bahwa TK tersebut memiliki kurikulum yang jelas terkait cara belajar membaca anak TK yang dimaksud.
Selain itu, pilih juga TK dengan rasio murid dan pengajar yang tidak terlalu timpang. Hal ini mengingat sebagian besar anak harus diajari secara personal dalam belajar membaca.
Tak kalah penting, kompetensi pengajar dalam mengajarkan anak membaca juga perlu diperhatikan. Tidak jarang, ada beberapa dari mereka yang sebetulnya tidak memiliki kompetensi maupun pemahaman menyeluruh terhadap karakteristik anak.
Terakhir, usaha belajar membaca anak TK tidak akan berhasil tanpa dukungan dari orangtua. Ketika anak di rumah, cobalah untuk lebih mendekatkannya pada buku, misalnya dengan membacakan buku cerita dan meletakkan buku cerita itu pada tempat yang terjangkau oleh anak-anak.