Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Rematik bukanlah suatu kondisi yang langka. Kondisi ini dapat terjadi baik pada wanita dan pria. Mengutip dari mayoclinchealthsystem.org, rematik adalah penyakit autoimun dan peradangan yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sendi, otot, tulang, dan organ tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terdapat berbagai mitos mengenai penyebab terjadinya rematik, salah satunya adalah cuaca dingin. Benarkah begitu? Baik faktor risiko genetik dan lingkungan berperan dalam perkembangan penyakit, tetapi paparan lingkungan yang dingin telah lama diduga sebagai faktor yang terkait dengan perkembangan rheumatoid arthritis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian mengatakan bahwa mandi malam atau cuaca dingin tidak menyebabkan penyakit rematik. Namun pada penderita reumatik tertentu faktor dingin dapat memperberat keluhan sehingga bila terkena dingin akan menyebabkan rasa nyeri pada persendian.
Hal ini dapat dijelaskan dengan perubahan tekanan atmosfer meningkatkan tekanan pada ruang sendi dan suhu dingin menyebabkan terganggunya aliran sinovium yang merangsang nosiseptor saraf di sekitarnya. Mengutip dari Reumatik.or.id, persendian yang menyebabkan radang sendi menjadi nyeri dan/atau kaku.
Mandi malam di cuaca yang dingin juga sering menjadi perdebatan karena dikatakan dapat menyebabkan rematik. Mengutip dari kominfo.go.id, Dokter Spesialis Penyakit dalam dan Konsultan Reumatologi, Handono Kalim, mengatakan bahwa mandi malam tidak akan menyebabkan rematik.
Menurut dia, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan bahwa sering mandi malam hari dapat menyebabkan rematik di kemudian hari. Namun terkadang mandi di malam hari serta menggunakan air dingin dapat membuat otot kaku. Hal ini pun sering dialami seorang jika tidak kuat dingin.
VALMAI ALZENA KARLA