Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Oksigen adalah komponen esensial dalam mengobati Covid-19. Ketika seseorang menderita Covid-19, terjadi penurunan level oksigen di dalam tubuh. Jika tubuh tidak memiliki oksigen yang cukup diakibatkan oleh penyakit seperti Covid-19, maka sel-sel dalam tubuh tidak memiliki cukup bekal untuk melakukan fungsinya secara normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Jika hal ini berlangsung lama, maka sel-sel dalam tubuh akan berhenti bekerja dan menyebabkan komplikasi yang parah,” ungkap Dokter Janet Diaz (9/4) pada siaran podcast episode 33 yang diadakan oleh World Health Organization (WHO)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalau seperti itu berapakah sebenarnya kadar oksigen bagi orang normal?
Menurut Dokter M. Irfan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Utara, batas angka minimal saturasi oksigen bagi orang normal adalah 95 persen. Jika kadar saturasi oksigen seseorang berada di bawah angka tersebut, maka kemungkinan orang tersebut menderita Covid-19.
Level oksigen seseorang kemungkinan rendah jika terdapat gejala berikut: pendek-pendek dalam bernafas, bernafas lebih cepat dari biasanya, dan merasa tidak enak badan untuk melakukan kesehariannya.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menganjurkan agar setiap orang memiliki alat yang bernama oximeter. Oximeter dapat dipasang di jari tangan, jari kaki, atau telinga. Penggunaan oximeter tidak menimbulkan rasa sakit dan berguna untuk mendeteksi saturasi dan presentase oksigen dalam darah seseorang.
Kadar saturasi oksigen normal bagi pasien Covid-19 adalah di atas 90 persen. Jika sudah berada di bawahnya, disarankan untuk memulai terapi oksigen meski mereka tidak menunjukkan gejala apapun. Terapi oksigen aman bagi bayi baru lahir, anak-anak, orang dewasa, hingga ibu hamil.
Terapi oksigen diberikan dengan cara menghubungkan tabung oksigen dengan pasien. Sepasang pipa bernama nasal cannula akan dimasukkan ke dalam lubang hidung pasien. Pipa ini berukuran kecil sehingga tidak akan menyakiti pasien.
Terapi ini diharapkan dapat menaikkan saturasi oksigen pasien tanpa gejala hingga berada di atas 90 persen dan pasien dengan gejala hingga berada di atas 95 persen. Jika saturasi oksigen pasien tetap berada di atas angka tersebut, terapi dapat dihentikan.
Agar seseorang dapat mengukur saturasi oksigennya, ia harus menyediakan oximeter terlebih dahulu. Dengan penggunaan oximeter, seseorang dapat menilai keadaan oksigen pada tubuhnya sendiri dan melakukan perawatan khusus jika ternyata ia menunjukkan gejala Covid-19. Selain itu, jika pasien merasa kesulitan dalam bernapas, pasien juga dapat melakukan terapi proning secara mandiri.
DINA OKTAFERIA
Baca juga: Memahami Kadar Saturasi Oksigen Ideal