Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berkebun di rumah tidak harus memerlukan tanah yang luas, tetapi hal itu sudah bisa diatasi dengan membuat kebun kecil di sekitar rumah menggunakan polybag atau pot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cobalah berkebun dengan tanaman porang, yang merupakan tanaman umbi-umbian yang tengah populer dibicarakan, lantaran kisah sukses petaninya yang berasal dari Jawa Timur berhasil menjadi miliader karena bisnis ekspor porang. Namun untuk berkebun ini bisa dilakukan jika halaman cukup luas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manfaat tanaman porang banyak digunakan untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, selain itu juga untuk pembuatan lem dan jelly dan beberapa tahun ini sering diekspir ke negeri Jepang.
Di pasaran, porang basah dibanderol dengan harga antara Rp 9.000 - Rp 10.000 per kg. Sedangkan porang kering bisa di ekspor dengan harga sekitar Rp 200.000 - Rp 300.000.
Menanam atau membudidayakan porang haruslah menyiapkan lahan terbuka untuk tempat menanam porang. Sebelum itu hal yang harus dilakukan yaitu membersihkan gulma dan membajak lahan agar tanah menjadi lebih gembur.
Lalu gali lubang untuk menanam setelah tanah digemburkan, jangan lupa untuk memberikan jarak kira-kira 25 X 50 cm atau 25 X 60 cm. Setelah itu isi lubang dengan sekam atau pupuk kompos sehingga p orang bisa tumbuh.
Menanam porang sebaiknya juga memperhatikan cuaca, karena sebaiknya porang ditanam saat awal musim penghujan sekitar bukan Oktober Hingg Desember. Sama seperti tanaman lain yang menanam bibit dalam Polybag terlebih dahulu.
Tanaman ini hanya bisa hidup sekitar 5 bulan dan setelah bulan kelima porang akan menguning dan mati.
Disarankan untuk pemula budi daya tanaman tersebut, tentu tidak bisa berkebun di rumah dengan halaman sempit, tanamlah dari bibit porang yang berkualitas baik dan produksi sumber bibit yang sudah berpengalaman dan teroecaya dalam budidaya porang.
ASMA AMIRAH