Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Bisa Mengancam Nyawa, Kenali Gejala Sepsis dan Siapa Saja yang Paling Berisiko Mengalami

Sepsis bisa menimpa siapa saja tapi penelitian terbaru menemukan kelompok orang yang lebih rentan terserang dan meninggal dunia karenanya.

22 Mei 2024 | 11.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sepsis kondisi yang mengancam jiwa akibat reaksi berlebihan sistem imun tubuh terhadap infeksi dan mulai menyerang jaringan dan organ-organ. Jika tak ditangani segera, sepsis bisa menyebabkan gagal organ.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kondisi ini bisa menimpa siapa saja tapi penelitian terbaru menemukan kelompok orang yang lebih rentan mengembangkan sepsis dan meninggal dunia karenanya. Menurut badan kesehatan Inggris, orang-orang dengan kondisi tertentu atau tinggal di area tertentu lebih berisiko terserang sepsis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemilik riwayat penggunaan antibiotik terlalu lama dan yang punya masalah belajar juga berisiko lebih tinggi, kata penelitian itu. Salah satu penulis penelitian, Profesor Tjeerd van Staa dari Universitas Manchester, perlunya pencegahan sepsis.

Penderita penyakit liver kronis juga tiga kali lebih berisiko terserang sepsis. Sedangkan pasien penyakit ginjal kronis berisiko 2-6 kali lebih besar terkena sepsis dibanding orang yang sehat, tergantung keparahan penyakit.

Pengaruh status sosial ekonomi
Kelompok lain yang juga berisiko lebih besar terkena sepsis adalah pasien kanker, masalah saraf, diabetes, dan kondisi imunosupresif. Begitu juga dengan yang kelebihan berat badan atau terlalu kurus, perokok, da keturunan Asia Selatan. Penelitian juga menemukan kematian dalam waktu 30 hari setelah terdiagnosis sepsis sangat tinggi pada yang berusia 80 tahun ke atas serta etnis Kaukasian.

"Meski infeksi parah dan sepsis bisa menyerang siapa saja, data kami menunjukkan perpaduan kompleks antara status sosial ekonomi, kondisi medis yang sudah ada, dan risiko sepsis," kata salah satu penulis studi, Dr. Colin Brown, dilansir dari Express.

"Riset kami menemukan orang yang lebih berisiko kematian karena sepsis termasuk kelompok dengan status sosial ekonomi rendah dan yang harus rutin minum antibiotik," tambahnya.

Menurut NHS, gejala sepsis sulit terdeteksi karena mirip flu atau penyakit umum lainnya. UK Sepsis Trust pun menggunakan akronim sepsis untuk menjelaskan gejala, yakni:
S: Susah bicara atau kebingungan.
E: Menggigil ekstrem dan nyeri otot.
P: Tidak buang air kecil seharian.
S: Sulit bernapas
I: Rasanya seperti mau mati.
S: Kulit berubah warna atau ada bercak.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus