Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paru-paru merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang menjadi bagian penting dalam sistem pernapasan. Paru-paru memiliki fungsi sebagai organ respirasi atau pernapasan untuk proses pertukaran oksigen dengan karbon dioksida dari darah. Adanya paru-paru dapat membantu manusia untuk bertahan hidup dengan cara bernapas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paru-paru dalam tubuh manusia terdiri dari dua buah organ atau sepasang yang terletak di bagian dalam dada kanan dan kiri. Melihat pentingnya fungsi paru-paru pada manusia, lantas bisakah manusia hidup dengan satu paru-paru? Untuk mengetahuinya, simak informasi berikut ini.
Apakah Manusia Bisa Hidup Dengan Satu Paru?
Paru-paru adalah organ utama dalam tubuh manusia, yang bertanggung jawab untuk membawa oksigen dari udara ke dalam tubuh dan membantu membuang karbondioksida di setiap hembusan napas. Meskipun idealnya manusia memiliki dua organ paru-paru, namun beberapa orang mungkin saja hanya memiliki satu paru-paru yang berfungsi normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebab manusia hanya memiliki satu paru-paru bisa karena kanker atau masalah kesehatan lainnya. Hal tersebut dapat menyebabkan dokter harus memutuskan untuk melakukan pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru. Dalam kebanyakan kasus, satu paru-paru yang sehat harus mampu memberikan oksigen yang cukup dan mengeluarkan karbon dioksida yang cukup agar tubuh Anda tetap sehat.
Mengutip medicalnewstoday.com, rupanya seseorang mungkin masih bisa untuk menjalankan hidup yang relatif normal meski hanya memiliki satu paru-paru. Akan tetapi, hidup dengan satu paru dapat membatasi kemampuan fisik seseorang, contohnya kemampuan untuk berolahraga. Meski begitu, konon banyak atlet yang kehilangan satu paru-parunya, tapi masih bisa berlatih dan bisa melanjutkan olahraganya.
Seseorang yang kehilangan salah satu fungsi paru-parunya dan hidup dengan satu paru, maka tubuhnya akan beradaptasi dengan sendirinya. Misalnya, satu paru yang masih berfungsi akan bekerja dengan cara mengembang sedikit untuk menempati ruang yang ditinggalkan oleh paru-paru yang hilang. Seiring berjalannya waktu, tubuh juga akan belajar untuk menebus hilangnya oksigen.
Namun, manusia yang hidup dengan satu paru tidak akan memiliki kapasitas paru-paru penuh seperti ketika mereka memiliki dua paru-paru. Orang tersebut mungkin harus belajar untuk memperlambat fungsi normal paru-paru sampai tingkat tertentu. Mereka juga harus harus dapat menjalani kehidupan yang relatif normal dengan satu paru-paru.
Risiko Hidup Dengan Satu Paru-Paru
Meskipun manusia memungkinkan untuk hidup dengan satu paru, tapi tetap ada risiko yang bisa terjadi. Sebuah studi di Jurnal Kanker mencatat bahwa pneumonektomi atau operasi pengangkatan salah satu paru-paru, merupakan operasi berisiko tinggi yang dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian.
Kemungkinan komplikasi yang terkait dengan pneumonektomi meliputi:
- Kegagalan pernapasan
- Pendarahan dan syok yang berlebihan
- Irama jantung yang tidak normal, atau aritmia
- Aliran darah berkurang
- Gumpalan darah di paru-paru, atau emboli paru
- Radang paru-paru
- Anestesi dari operasi juga membawa risikonya sendiri.
Setelah proses operasi pneumonektomi selesai, seseorang masih membutuhkan waktu untuk pulih. Pemulihan penuh tanpa komplikasi bisa memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Setelah pulih, Anda dapat menjalani kehidupan yang cukup normal dengan satu paru-paru. Anda masih dapat melakukan tugas normal sehari-hari tanpa masalah.
Akan tetapi, sebagian orang yang hidup dengan satu paru kedepannya juga akan merasa seperti kehabisan napas dan berisiko mengalami penurunan aliran darah atau pingsan. Bahkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari dapat menyebabkan orang tersebut merasa sangat sesak.
Apalagi bagi orang dengan riwayat merokok atau kondisi paru-paru lain, maka harus membatasi fungsi paru-parunya dengan ekstra hati-hati. Mereka mungkin memerlukan bantuan tambahan selama pemulihan dan harus bekerja sama dengan dokter untuk memahami risiko buruknya.
Pilihan editor: Gejala dan Penyebab Gagal Napas
RIZKI DEWI AYU