Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap obat memiliki komposisi yang berbeda-beda. Zat tersebut memiliki reaksi yang berlainan dengan susu. Sehingga boleh tidaknya minum obat setelah minum susu tergantung jenis obat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Mengutip WebMD, obat antibiotik jenis kuinolon tertentu dapat berinteraksi dengan susu dan produk berbasis susu, seperti yoghurt, keju, es krim dll. Kandungan kalsium dalam susu dapat mengingat bahan aktif antibiotik tertentu dan mengganggu penyerapan obat ke aliran darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selain sejumlah antibiotik, beberapa obat tekanan darah dan antidepresan juga dapat berinteraksi dengan produk susu. Hal yang perlu diingat, tidak semua obat antibiotik bereaksi dengan susu dan produk berbasis susu.
Dilansir dari Healthsite, minum susu berdekatan dengan waktu minum obat antibiotik jenis tertentu terkadang juga bisa meminimalkan efek samping obat. Seperti diketahui, beberapa antibiotik memiliki efek samping seperti memicu perut kembung, sembelit, dan diare.
Penderita yang mengalami efek samping obat di atas disarankan mengonsumsi susu karena kandungan proteinnya bisa meringankan gangguan pencernaan. Selain itu, orang yang sedang dianjurkan menambah asupan protein juga sah-sah saja minum obat setelah minum susu asalkan mendapatkan persetujuan dokter.
Namun, jika penderita yang minum obat setelah minum susu justru mengalami mual, muntah, atau sakit perut sebaiknya jangan mengonsumsi susu dan produk berbasis susu sampai pengobatannya tuntas.
Sebaiknya konsultasikan kepada dokter yang menangani atau tenaga kesehatan profesional untuk mengetahui jenis obat yang tidak boleh diminum setelah minum susu. Melansir dari The Pharmaceutical Journal, untuk mencegah kontra interaksi obat tertentu dengan susu, atur jarak minum obat dengan susu selang dua jam.
M. RIZQI AKBAR