Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bila jalan-jalan ke beberapa daerah di kalimantan, semisal bila dari Balikpapan ke Samarinda di Kalimantan Timur terlihat bergelantungan buah dengan duri di sekelilingnya. Jangan langsung menyangka itu lah buah durian. Tampilan memang mirip dengan buah beraroma menyengat tersebut. Namun yang satu ini dikenal sebagai buah lai, atau di Kalimantan Utara dikenal ruas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buah lai dijajakan hanya saat musim. Menjelang akhir tahun dan awal tahun menjadi saat kemunculan buah berwarna daging kuning tua kadang agak jingga ini. Tepatnya, musim Lai antara Januari hingga Maret, dan puncaknya di bulan Februari. Namun akhir tahun seperti saat ini sudah bisa ditemukan di beberapa titik di Kalimantan Utara. Di antaranya di Tanjung Selor, memang tak hanya buah ruas tpai juga beragam buah lainnya yang saat ini tengah berbuah, seperti rambutan, mangga, langsat dan lain-lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun yang tentunya unik, dan wajib dicicipi adalah buah lai alias ruas yang memiliki nama Latin Durio kutejensis. Disebutkan memang salah satu kerabat durian. Ukurannya mulai kecil hingga sedang atau 1-2 kilogram. Tak hanya buahnya yang mirip durian, pohonnya pun serupa. Umumnya pohon berukuran sedang, demikian juga daunnya cenderung besar dan tebal. Panjang daun antara 20-25 centimeter.
Penasaran bagi kebanyakan wisatawan untuk mencoba buah lai ini. Jangan berharap mirip dengan durian bila soal rasa. Begitu dibuka, tak ada aroma yang menyengat yang biasanya ditemukan pada durian. Lantas, dagingnya meski seringkali tak selegit durian, tapi seperti halnya durian ada yang manis hingga pahit.
Menjadi pilihan menarik bagi yang tidak suka dengan bau menyengat durian, apalagi tengah liburan di Kalimantan akhir tahun ini. Di negeri tetangga Brunei Darussalam, misalnya, sebagian besar warganya lebih suka buah lai karena bau yang tidak menyengat serta tak terlalu manis seperti durian.
ANTARA