Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Apakah normal jika Anda tidak buang air besar (BAB) setiap hari? Apakah Anda memiliki masalah pencernaan jika tidak BAB setiap hari?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Tidak perlu khawatir, selama Anda sehat secara umum, tidak ada yang namanya normal atau tidak normal jika menyangkut frekuensi BAB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ini sangat bervariasi dari orang ke orang," kata Dr. Luk Yiu Wing, spesialis gastroenterologi di The London Medical Clinic di Hong Kong.
"Kebanyakan orang BAB sekali sehari, biasanya setelah bangun tidur. Namun, ada banyak orang yang BAB dua kali, bahkan tiga atau empat kali, sehari," Luk menambahkan, dikutip Star2.
Di sisi lain, ada orang yang BAB setiap hari atau setiap dua sampai empat hari sekali.
"Selama Anda tidak memiliki masalah medis yang mendasarinya, saya akan mengatakan bahwa tidak ada waktu yang tepat atau sehat untuk BAB," ujarnya.
BAB dua kali sehari tidak berarti sistem pencernaan lebih sehat daripada seseorang yang hanya BAB dua kali seminggu. Namun, perubahan kebiasaan buang air besar atau tinja harus menjadi perhatian.
Dr. Luk mengatakan bahwa jika Anda telah BAB beberapa kali setiap minggu selama bertahun-tahun, namun tiba-tiba mengalami kesulitan atau mendapati BAB lebih sering dari biasanya, maka Anda harus mencari pertolongan medis.
"Jika perubahan kebiasaan BAB bertahan selama beberapa minggu, dan terutama jika Anda berusia lebih dari 50 tahun, penting untuk mewaspadai kemungkinan kanker usus besar," tutur Luk.
Sebaliknya, sembelit merupakan masalah serius bagi banyak orang. Mengonsumsi makanan olahan yang minim kandungan serat dan gaya hidup yang tidak sehat menyebabkan sembelit.
Namun, Luk mengatakan jika sebelumnya BAB selalu teratur dan Anda sekarang menderita sembelit, ditambah dengan ketidaknyamanan perut, tinja keras, atau mengalami pendarahan dubur, atau terasa sakit saat mencoba BAB, maka Anda harus berkonsultasi dengan dokter.
Untuk sistem pencernaan yang lebih sehat, Luk menyarankan untuk meningkatkan asupan serat pada makanan, bisa dalam bentuk sayuran, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan, berolahraga lebih sering untuk membantu merangsang metabolisme, meningkatkan asupan cairan, dan menemukan cara untuk mengelola stres karena stres juga merupakan faktor risiko konstipasi.