Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Buka Puasa Segar di Jakarta, Segelas Kopi Almond nan Ringan

Beragam varian kopi mulai bermunculan. Setelah ramai kopi alpukat, kini mulai banyak diperbincangkan kopi almond.

29 Mei 2018 | 10.01 WIB

Kopi susu almond di Xcoffee, Tendean, Jakarta Selatan. Tempo/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Kopi susu almond di Xcoffee, Tendean, Jakarta Selatan. Tempo/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Beragam varian kopi mulai bermunculan. Setelah ramai kopi alpukat, kini mulai banyak diperbincangkan kopi almond. Salah satu penggagasnya adalah Xcoffee, kafe yang belakangan hits karena merilis donat Indomie.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sebetulnya kopi almond sudah kami ciptakan setahun lalu. Tapi memang hits belakangan,” kata pemilik Xcoffee, Carina Lukito, saat ditemui Tempo di kafenya di Hotel Neo Tendean, Tendean, Jakarta Selatan, Senin, 28 Mei.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ide kopi almond muncul lantaran Carina ingin menciptakan varian minuman yang sehat dengan bahan utama kopi. Mengingat, kopi selama ini banyak digandrungi oleh orang Indonesia. Apalagi Indonesia terkenal sebagai negara penghasil biji kopi terbesar setelah Brasil.

Namun, tak semua orang bisa menikmatinya dengan sajian kopi original atau kopi hitam karena berbagai alasan.

Kopi almond dianggap lebih ringan dan memiliki kandungan kalori yang lebih kecil. “Almond juga banyak mengandung vitamin E. Jadi, cocok untuk kesehatan kulit,” ujar Carina.

Tak heran bila kopi almond ini banyak digandrungi oleh kaum ibu-ibu. Utamanya ibu-ibu yang tergabung dalam komunitas senam. “Banyak konsumen saya itu ibu-ibu senam,” ucapnya.

Tempo menjajal kopi almond di kedai milik Carina pada Senin sore. Dari penampilannya, kopi ini tanpa seperti kopi susu biasa atau lebih mirip latte. Hanya, warnanya lebih cerah.

Saat dihirup rasanya lebih ringan. Aroma kopi tidak terlalu mendominasi, namun pahit aslinya tak hilang. Ada tekstur gilingan kasar almond yang tertinggal saat regukan kopi itu tertelan melewati lidah dan tenggorokan.

Pada bagian akhir, pahit yang dirasakan tak cuma dari kopi, tapi juga dari biji almond. Namun, pahit yang menempel di lidah bukan pahit yang mencekat. Melainkan pahit segar.

Carina menjelaskan adapun kopi dengan susu, maka susu almond yang dipakai untuk campuran kopi itu adalah susu almond murni. Tentu bukan sari atau perasa buatan. “Kami ambil langsung dari penyuplai susu almond di Jakarta,” ujarnya. Campuran susu almond murni itu ditandai dengan dari tekstur kasar dan ampas yang tertinggal pada gelas kopi.

Adapun komposisi yang dipakai ialah 1:6 untuk segelas kopi susu almond ukuran 12 oz. Artinya, 1 untuk campuran kopi espresso dan 6 untuk campuran susu almond. Kopi yang digunakan ialah house bland dari beragam campuran kopi dalam negeri. “Namun timbangannya tidak bisa dijabarkan. Itu rahasia,” ujar Carina.

Segelas kopi susu almond dibanderol RP 30 ribu. Umumnya, konsumen memesan melalui ojek daring. Sebab, kafe milik Carina ini berkonsep take away.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus