Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Buta Warna Bukan Sama Sekali Tak Bisa Mengenali Corak

Buta warna merupakan kondisi yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap corak rupa objek yang dilihat

24 Januari 2022 | 08.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang siswi sedang menjalani tes buta warna pada proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMK Negeri 6 Yogyakarta, 1 Juli 2015. Meski tak banyak berubah, Dinas Pendidikan tahun ini menerapkan kebijakan cukup ketat terhadap calon peserta didik. TEMPO/Pius Erlangga

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Buta warna merupakan kondisi yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap corak rupa objek yang dilihat, seperti dikutip dari Healthline. Seseorang yang buta warna akan mengalami kesulitan membedakan di antaranya merah, kuning, dan hijau.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buta warna seperti itu disebabkan oleh pigmen penginderaan seseorang. Kondisi itu biasanya disebut buta warna parsial. Itu karena masih bisa mengenali warna, meskipun mengalami kesulitan untuk membedakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ada juga jenis buta warna total atau monokromasi. Mengutip situs web MedlinePlus kondisi itu membuat seseorang tak bisa mengenali warna, selain hitam dan putih. Buta warna memang sangat jarang ditemukan dibandingkan kondisi parsial.

Menurut National Eye Institute, seseorang yang buta warna sebagian besar disebabkan oleh faktor genetika, turunan dari orang tuanya. Buta warna genetik ini tidak parah, karena masih bisa dilatih untuk mengoptimalkan kemampuannya.Faktor genetika buta warna menyebabkan mata atau kinerja otak yang mengolah informasi tentang tidak dapat optimal.

NAUFAL RIDHWAN ALY

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus