Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Autisme atau istilah yang umum digunakan untuk gangguan spektrum autisme merupakan masalah perkembangan di mana kemampuan bicara, perilaku, dan bersosialisasi anak terpengaruh.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekitar satu dari 100 anak di seluruh dunia memiliki autisme.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemampuan dan kebutuhan orang autis bervariasi dan dapat berkembang dari waktu ke waktu. Sementara beberapa orang dengan autisme dapat hidup mandiri, yang lain memiliki cacat parah dan memerlukan perawatan dan dukungan seumur hidup.
Gangguan Neurobehavioural
Sementara itu, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) merupakan gangguan neurobehavioural dan umumnya terlihat pada anak-anak dan bertahan sampai mereka mencapai usia dewasa. Jika anak memiliki gangguan ADHD, biasanya anak akan memiliki masalah dalam memperhatikan sesuatu dan sering bertindak impulsif tanpa memperhatikan konsekuensinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kedua masalah kesehatan tersebut memang sama-sama berkaitan dengan perilaku seorang anak. Seringkali orang tua melewatkan tanda-tanda yang jelas dan berakhir pada diagnosis yang salah.
Mengutip dari timesofindia.com terbaru, untuk membedakan anak yang menderita autis dengan ADHD dapat dilihat dari beberapa hal, diantaranya:
1. Anak autis memiliki kemampuan yang baik untuk fokus pada hal-hal yang disukainya, sedangkan penderita ADHD tidak bisa fokus.
2. Anak-anak dengan ADHD dapat berbicara tanpa henti, tetapi anak-anak yang menderita autisme akan merasa sangat sulit untuk berkomunikasi.
3. Biasanya anak ADHD cenderung menyela orang lain tanpa memperhatikan hal lain, sementara itu anak autis bahkan mungkin tidak memulai atau menanggapi percakapan.
4. Seorang anak dengan autisme menyukai pengulangan dalam hal-hal dan cara yang mereka suka, sementara seorang anak dengan ADHD mungkin tidak suka diatur karena membutuhkan konsentrasi.
Dalam hal ini, peran orang tua sangat penting. Maka dari itu, orang tua harus lebih inklusif terhadap semua kondisi ini. Para orang tua jangan ragu untuk bertanya kepada ahlinya jika melihat perilaku abnormal pada anak seperti autisme dan gangguan impulsif. Jangan abaikan tanda-tanda seperti itu dengan menganggapnya sebagai perilaku kekanak-kanakan.
RINDI ARISKA
Baca juga : Dampak Pencemaran Udara bagi Ibu Hamil, Sebabkan Keguguran hingga Memicu Autisme
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.