Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Steven Guntur menjelaskan perlunya mewaspadai gejala autisme pada anak sejak dini agar penanganan dapat dilakukan dengan cepat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Autisme secara medis dapat diketahui melalui tumbuh kembang bayi," kata Steven di Medan, Kamis, 25 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, pada prinsipnya autisme terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan mental dan interaksi sosial. Gangguan tersebut diduga akibat masalah sensor pada sel saraf dan organ otak anak. Steven menjelaskan gangguan pertumbuhan pada bayi tersebut dapat dideteksi gejala autisme sejak dini dari orang tua.
"Misalnya, gejala autisme dapat dilihat ketika bayi usia 6 bulan yang sulit tersenyum," kata dokter di Rumah Sakit (RS) Siloam Hospitals Dhirga Surya Medan itu.
Dimulai dari masa kehamilan
Selain itu, karakteristik autisme juga ditandai kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi yang terbatas, serta perilaku repetitif. Fokus perhatian pada anak dengan autisme bisa jadi sangat intens terhadap minat atau aktivitas tertentu.
Menurutnya, faktor risiko penyebab dimulai ketika ibu menjalani proses kehamilan hingga melahirkan, seperti terpapar zat maupun racun berbahaya melalui reaksi udara di tempat tinggal maupun gaya hidup tidak sehat selama kehamilan. Karena itu, hindari paparan zat berbahaya dari racun obat serangga atau limbah lingkungan, selain penggunaan obat secara kontinyu juga harus dikurangi, serta faktor lain seperti genetik yang cenderung memperbesar risiko autisme.
Dia menambahkan dalam penanganan autisme dilakukan beberapa tingkatan penyembuhan, yaitu intervensi dini yang telah terbukti efektif untuk anak dengan autisme. Dengan melakukan terapi perilaku terapan, terapi bicara dan bahasa, terapi okupasi dan intervensi pendidikan khusus, serta terapi musik dan seni dapat membantu anak autisme mengekspresikan diri.