Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian di Hospital de Clínicas de Porto Alegre di Brasil menunjukkan tertawa bisa memperlebar jaringan jantung dan meningkatkan aliran oksigen di tubuh sehingga bisa mengurangi risiko penyakit jantung. Bahkan, "terapi tertawa" ini diklaim bisa memperbaiki kondisi yang sudah terkena penyakit jantung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Penelitian kami menemukan terapi tertawa meningkatkan kapasitas fungsional sistem kardiovaskular," kata penulis utama penelitian, Professor Marco Saffi, ketika mempresentasikan hasil studinya di pertemuan tahunan Masyarakat Kardiologi Eropa di Amsterdam, Belanda, akhir Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian acak yang dipublikasikan di ESC 365 melibatkan 26 pasien dengan rata-rata usia 63 tahun, 69 persen di antaranya pria. Semuanya pernah didiagnosis penyakit arteri koroner yang terjadi ketika arteri tersumbat plak dan menghalangi aliran darah ke jantung.
Setengah dari pasien tersebut menonton acara komedi di TV selama dua jam setiap minggu selama tiga bulan dan separuhnya lagi menonton acara dokumenter yang netral. Di akhir periode studi, kelompok yang menonton program komedi menunjukkan aliran oksigen 10 persen lebih baik dibanding grup lainnya, mengindikasikan jantung yang lebih kuat dan sehat.
Terapi terbaik, modifikasi gaya hidup
Para penonton komedi juga menunjukkan pelebaran arteri dan mengurangi peradangan jantung. Mereka yang lebih sering tertawa juga terbukti lebih banyak melepaskan hormon bahagia endorfin dan berkurangnya hormon stres, yang juga bermanfaat buat jantung.
"Orang harus mencoba melakukan sesuatu yang membuat mereka tertawa setidaknya dua kali seminggu," ujar Saffi.
Namun ahli jantung lain, Alexandra L. Kharazi, mengingatkan penelitian ini meski memberi semangat bukan berarti harus dijadikan patokan. "Penelitian ini tak boleh mengabaikan fakta terapi terbaik untuk penyakit jantung adalah modifikasi gaya hidup dan faktor risiko," jelasnya kepada Fox News Digital.