Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Cara Orang Tua dan Guru Melatih Keterampilan Sosial Anak saat Pandemi Mereda

Penurunan keterampilan sosial anak tercermin dalam riset yang dilakukan di Amerika Serikat dan Indonesia.

2 Juni 2022 | 20.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi tiga anak perempuan bermain bersama. Unsplash/Rahmani Kresna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Klinis Keluarga, Anna Surti Ariani mengatakan keterampilan sosial anak menurun selama pandemi Covid-19. Keterampilan sosial ini meliputi kemampuan berempati, berinteraksi, saling menolong, dan bersosialisasi dengan lingkungan di luar lingkaran keluarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penurunan keterampilan sosial anak, menurut dia, tercermin dalam sebuah riset yang dilakukan di Amerika Serikat. Kondisi yang sama juga terjadi di Indonesia. Lantas apa yang perlu dilakukan oleh orang tua dan guru untuk membangun keterampilan sosial anak yang turun?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pada prinsipnya, keterampilan sosial tak bisa muncul tiba-tiba. Anak harus mengembangkannya, dan itu adalah pekerjaan rumah orang tua dan guru," kata Anna Surti Ariani dalam konferensi pers daring "Lifebuoy Sampo Menginspirasi Keluarga Indonesia Menjadikan Rambut Sehat Sebagai Kekuatan untuk Berbagi Kebaikan" pada Kamis, 2 Juni 2022. "Orang tua tidak bisa hanya bicara kepada anak, 'ayo saling menolong', 'bantu teman', dan lainnya. Harus praktik."

Dalam dua tahun pandemi Covid-19 ini, Anna Surti Ariani memahami kesulitan orang tua dan guru dalam menstimulasi anak untuk mempraktikkan keterampilan sosial. Apabila keterampilan sosial ini tidak terasah, maka yang terjadi adalah masalah dalam pergaulan. Misalkan, anak kesulitan bekerja sama dengan teman, tidak sensitif terhadap kebutuhan orang lain, tidak tahu bagaimana merespons interaksi, tidak mengamati teman, dan dapat memicu gangguan psikologis dalam jangka panjang.

Saat ini, ketika pandemi mereda dengan indikasi kasus Covid-19 melandai dan kian terkendali, anak-anak mulai berangkat ke sekolah. Di sekolah, mereka berinteraksi dengan teman-teman dan guru, belajar bersama, dan bermain. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, menurut Anna Surti Ariana, ini saat yang tepat untuk menstimulasi keterampilan sosial anaka-anak.

Bagi para guru di sekolah misalkan, buat kerja kelompok sehingga anak mulai berinteraksi satu sama lain, mengetahui apabila ada temannya yang kesulitan dalam pelajaran tertentu, dan sebagainya. Guru juga dapat mengamati area bermain di sela waktu istirahat. Adakah anak yang menolak bergantian saat bermain bola, ayunan, dan sejenisnya.

Sementara para orang tua juga dapat membangun keterampilan sosial anak dengan cara membuatkan bekal sekolah anak yang dapat dibagi dengan teman-temannya. Namun demikian, menurut dia, harus tetap berhati-hati dan tetap menerapkan protokol kesehatan karena masih dalam masa pandemi.

Di rumah, orang tua dapat membuat sesuatu bersama anak untuk dibagian di sekolah. Bisa juga membangun empati anak dengan mengajaknya berdonasi. Contoh, menganjurkan anak menyisihkan uang saku untuk disumbangkan. "Keterampilan sosial tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan sendirinya, melainkan butuh proses panjang sejak usia dini hingga dewasa dan berhubungan erat dengan stimulasi dari orang tua," ucapnya.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus