Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Punya pakaian bekas atau kain perca jangan langsung dibuang. Keduanya dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang berguna, misalnya tas belanja hingga sarung bantal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chitra Subyakto, pendiri dan direktur kreatif Sejauh Mata Memandang, mengatakan dia sering memanfaatkan kaus bekas untuk dijadikan kantung belanja. "Jadi biasanya bagian tangannya saya potong, bagian bawahnya saya jahit, itu sudah bisa jadi kantung belanja," kata Chitra saat diskusi daring, Jumat, 8 Juli 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Atau kadang-kadang karena senang banget sama bentuk gambarnya, saya juga bisa jadiin bantal. Sarung bantal. Nggak dijahit lagi. Jadi saya masukin saja jadi sarung bantal. Kadang juga karena saya punya binatang peliharaan, bisa jadi mainannya mereka," dia menambahkan.
Jika pakaian sudah berlubang, Chitra biasanya mengusahakan untuk menjahit kembali baju tersebut atau menambalnya dengan kain lain. Kemudian, jika kancing baju terlepas, Chitra pun juga lebih memilih untuk memasangnya kembali atau mengkombinasikannya dengan kancing yang memiliki bentuk berbeda agar lebih menarik.
"Kalau misalnya ada yang bolong, saya selalu berusaha untuk jahit lagi. Berusaha ditempelin tambalan mungkin. Kalau misalnya kancingnya copot, kan kadang suka malas ya. Tapi diusahakan untuk ganti lagi kancingnya. Kadang dibikin kancingnya beda-beda jadi lucu bajunya. Jadi lebih menarik," ujarnya.
Namun, jika merasa pakaian tersebut sama sekali tidak bisa digunakan kembali, Chitra beserta pihak Sejauh Mata Memandang pun telah memiliki program untuk mengumpulkan dan mengolah kembali pakaian-pakaian bekas tersebut.
Chitra menjelaskan, setelah dikumpulkan, pakaian-pakaian tersebut pun bisa didaur ulang, dijadikan berbagai macam barang-barang yang dapat digunakan kembali. Misalnya seperti penyekat ruangan hingga peredam suara.
"Kalau benar-benar sudah nggak bisa, kami membuat sebuah program pengumpulan pakaian bekas. Itu ada di-highlights kami di akun Instagram @sejauh_mata_memandang. Itu kami mengumpulkan pakaian daur ulang yang kami bekerjasama dengan mitra kami, yang akan diproses menjadi penyekat ruangan, peredam suara," ujar Chitra.
Pakaian itu diproses menjadi benang kembali, kemudian menjadi kain baru. Jadi kami sedang menjalankan sebuah program sirkularitas. Masih panjang perjalanannya. Tapi ada harapan baik dan kita masih belajar terus gimana caranya supaya bisa jadi lebih baik dan lebih bertanggung jawab," lanjutnya.
Terakhir, jika pakaian bekas benar-benar tidak bisa dimanfaatkan lagi, dia menyarankan menguburnya. Dia menjelaskan bahwa pakaian tersebut dapat terurai kembali di dalam tanah. Sebab, kain tersebut tidak mengandung poliester. "Sebenarnya juga ketika pakaian kita sudah nggak terpakai lagi, itu bisa ditanam di tanah. Dia akan terurai dengan sendirinya. Karena dia tidak mengandung poliester," tutupnya.
ANTARA
Baca juga: Cara H&M Mendaur ulang Pakaian Bekas Menjadi Baru
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.