Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Berita Tempo Plus

Cinta Jazz dalam Sepi

Kelihatan seperti tiarap, jazz sebenarnya tetap hidup meski terdesak ke tempat-tempat yang terbatas. Penggemarnya terhitung fanatik.

5 Oktober 2003 | 00.00 WIB

Cinta Jazz dalam Sepi
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MTV menerobos ruang keluarga tiap hari, memboyong musik yang sepenuhnya "industri". Dangdut, yang dulu sudah untung diselipkan di berbagai variety show, kini naik kelas lewat acaranya sendiri, di semua stasiun televisi, hampir tiap hari pula. Lalu musik dance dan house yang mekanis tapi mendominasi klub-klub malam. Di belantara itu, di mana jazz? Jazz? Ya, musik penuh improvisasi yang berderak pada 1920-an, zaman kebingungan yang mendorong F. Scott Fitzgerald, novelis terbesar Amerika Serikat yang menghasilkan The Great Gatsby (1925), untuk menulis cerpen-cerpen yang lalu dikumpulkan dalam Tales of the Jazz Age (1922); jazz yang melahirkan Count Basie, Billie Holiday, Ella Fitzgerald, Dizzy Gillespie, Louis Armstrong, atau yang lebih "modern" lagi Miles Davis. "Sebenarnya jazz masih ada, tapi memang hanya di tempat-tempat tertentu dan luput dari perhatian orang banyak," kata Riza Arshad, pemain keyboard kelompok musik jazz Simak Dialog.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus