ROSMANI Pasaribu kini tidak lagi sering menggeserkan pantatnya kalau duduk berlama-lama. Penyakit wasir atau ambeien yang selama enam tahun mendera ibu dua anak ini sekarang tak lagi mengusik konsentrasinya. Ia bisa duduk tenang, juga dalam berbagai pertemuan. Padahal, dulu, wasirnya tergolong parah. ''Kalau buang hajat besar darah segar terus mengucur. Dan suka muncul tonjolan,'' kata wanita yang sehari-hari bekerja sebagai suster di Rumah Sakit Gatot Subroto Jakarta ini. Rahasia kesembuhannya ternyata bukan di atas meja bedah, tapi pada injeksi alias suntikan. ''Waktu disuntik ya sakit, lebih sakit dari suntikan biasa,'' katanya mengenang. Tapi dua minggu kemudian wasirnya lenyap. Sampai sekarang sekitar lima bulan setelah suntikan tak sepotong keluhan pun terdengar dari mulut perawat itu. Bukan rahasia lagi, banyak penderita wasir yang sebisa mungkin menghindari operasi, kendati penyakitnya sudah parah. Rupanya, mereka dihantui perasaan sakit yang tak terperikan, berhubung daerah dubur tergolong kaya dengan serabut saraf perasa. Dalam situasi semacam itu, injeksi merupakan pilihan lain yang lebih berkenan di hati mereka. Rosmani adalah seorang dari 12 penderita wasir yang mendapat injeksi dari Dokter Niko M. Manaf. Dengan kegagalan pada satu pasien, bisa dianggap hasilnya luar biasa. Sebelas orang dinyatakan sembuh total. Biayanya sekali suntik Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Apa rahasia ramuan atau obat yang diinjeksikan itu? Bagi kita di sini bukan lagi kejutan besar karena Dokter Niko menggunakan obat tradisional Cina, yang diberi nama An's Huazhi alias larutan An. Sabtu pekan lalu, penggunaan obat berupa cairan bening itu diperagakan oleh penemunya, Profesor Chen Shao-wu, dan Dokter An A-Yue di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Jakarta. Menurut Dokter An A-Yue, ramuan An's Huazhi diperoleh lewat ekstraksi alami dari tumbuh-tumbuhan. ''Lebih dari 98 persen pasien tidak kambuh lagi setelah wasirnya diinjeksi dengan ramuan An's Huazhi. Yang kambuh itu karena ada kesalahan injeksi,'' katanya setengah berpromosi kepada TEMPO. Hingga kini lebih dari 10.000 penderita ambeien yang sembuh berkat ramuan itu. Obat tradisional Cina tersebut diracik dari tiga macam tumbuhan yang katanya hanya hidup di Cina Daratan. Ramuan tersebut telah diuji secara farmakologis di Academy of Traditional Chinese Medicine. Yang menarik, ramuan ini bisa dipakai pada berbagai stadium wasir, dari yang ringan sampai yang sudah parah. Hal ini terbukti pada peragaan di video yang mereka siapkan. Film tersebut memperlihatkan bagaimana pengobatan terhadap pasien yang menderita wasir ringan (tonjolan yang keluar panjangnya 5-10 sentimeter) sampai yang gawat (tonjolan yang keluar adalah rektum yang terdorong oleh usus besar). Pasien tentu saja meringis kesakitan. ''Kasus berat seperti itu harus dioperasi,'' kata ahli bedah Dokter Christoper Budihardjo. Ilmu kedokteran Barat memang mengharuskan demikian. Tapi, separah apa pun ambeien, dengan injeksi larutan An's Huazhi saja, wasir bisa kempis. Tayangan video menunjukkan, penderita wasir berat bisa sembuh setelah tiga kali suntikan. Pada kasus wasir ringan, dalam jangka waktu 15-30 *menit, cukup dengan sekali suntik, pasien segera sembuh. Untuk kasus berat, kata An A-Ye, perlu tiga kali suntikan dan waktu penyembuhannya paling lama seminggu. Itu pun tidak perlu rawat nginap. Prinsip kerja An's Huazhi adalah melunakkan bekuan darah di pembuluh darah di sekitar anus penderita wasir. Bekuan darah itulah yang memunculkan benjolan, hingga penderita mengerang kesakitan ketika buang air besar. Nah, setelah bekuan mencair, langsung diserap oleh tubuh. Dengan demikian, tidak terjadi kerusakan jaringan. Tak dapat disangkal, ramuan dari Cina ini bisa menjadi alternatif penyembuhan untuk mengatasi wasir, terutama bagi yang takut dioperasi. Metode penyembuhan wasir lewat suntikan sebenarnya bukan hal baru di dunia kedokteran. Menurut Dokter Soetomo, suntikan hanya digunakan pada kasus-kasus yang memang memungkinkan untuk injeksi. ''Pada kasus yang sudah parah, harus tetap dioperasi,'' ujar dokter yang mendalami ilmu hemoroid dan membuka praktek di daerah Kelapa Gading, Jakarta Timur, ini. Cara kerja obat dari Cina itu tentu berbeda dari obat yang biasa diinjeksikan oleh para dokter selama ini. Dokter Christoper biasanya memberikan suntikan dengan menggunakan obat dari Australia atau Jerman. Obat itu disuntikkan di daerah sekeliling tonjolan wasir. Akibatnya, daerah sekeliling tonjolan menebal dan tonjolan itu sendiri mengkerut. Penderita wasir di Indonesia, menurut Niko, diperkirakan sekitar 10 persen, dan sebagian besar menyerang mereka yang berusia produktif. Penyakit ini kerap ditemukan pada ibu-ibu setelah persalinan dan pada mereka yang biasa duduk berlama- lama serta sering sembelit dan mengidap kelainan pembekuan darah. Apalagi bagi mereka yang kerap mengejan ketika buang air besar. ''Supaya terhindar dari wasir, sebaiknya banyak makan makanan berserat. Buang air besar pun lancar. Selain itu, rajinlah melakukan senam lantai,'' tutur Niko memberi petunjuk tambahan. Gatot Triyanto, G. Sugrahetty, dan Indrawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini