Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Main mata si mata cokelat

Ketevan arakhamai juara di jakarta. pia cramling nyaris terlempar dari tujuh besar. pecatur tuan rumah gagal menembus 20 besar.

28 Agustus 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAIN mata dan main damai, lumrah dalam catur. Apalagi kalau angka sudah sip. Pada pertarungan akhir di Kejuaraan Catur Wanita Interzone di Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Senin pekan lalu, Grand Master Wanita (WGM) Ketevan Arakhamai melawan WGM Christina Foisor berlangsung hanya empat langkah saja, dan remis. Keduanya tersenyum puas. ''Dia bantu saya, saya pun membantu dia,'' kata Arakhamai, dari Georgia. Ia mengantongi nilai 9,5 match point (MP), dan menjuarai lomba ini. Foisor dari Rumania mendapat nilai 8 MP, masuk tujuh besar, dan berhak mengikuti babak kandidat. Selain juara, Arakhamai memperoleh Rp 16,8 juta, dari total hadiah Rp 56 juta. Georgia yang menurunkan empat pecatur, juga meloloskan GM Maya Chiburdanidze dalam tujuh besar. Chiburdanidze, juara dunia catur 1961-1992, pada turnamen ini diunggulkan di tempat kedua, menduduki urutan ketiga dengan nilai 8,5 MP. Unggulan pertama, GM Pia Cramling dari Swedia yang berelorating 2525 tertinggi pada turnamen ini nyaris terlempar dari tujuh besar. Ia selamat karena partai akhir antara WGM Svetlana Matveeva (Rusia) dan Alisa Galliamova (Ukraina) dimenangkan Galliamova. Cramling di urutan ketujuh (8 MP), dan Galliamova di tempat kedua (9 MP). Tujuh besar lainnya adalah WGM Zhaoqin Peng dari Cina (8,5 MP), dan WGM Alisa Maric dari Yugoslavia (8,5 MP). Tiga pecatur tuan rumah, Yuni Lindri Widjajanti, Maria Lucia Ratna, dan Lisa Lumongdong, gagal masuk 20 besar. Baik dalam teknik permainan maupun pengalaman, pecatur Indonesia masih jauh di bawah mereka. Ketujuh pecatur tadi, plus Zsuzsa Polgar, dan seorang lagi yang kalah dalam duel merebut gelar juara dunia 1993 di Monte Carlo, Oktober nanti, antara juara dunia 1992, Xie Jun, dan penantangnya Nana Isoliani akan diadu di babak kandidat. Pemenang di kandidat ini bakal menantang juara dunia 1993. Siapa? Arakhamai, 25 tahun, tampaknya kini melangkah pasti. Sebelum lomba Interzone, sarjana bahasa Jerman lulusan Institut Tbilisi, Georgia, ini bilang, ''Saya berusaha bermain baik.'' Begitu jadi juara di Jakarta, menurut cewek cantik bermata cokelat yang masih sorangan itu, ''Saya optimistis menjadi juara dunia.'' WY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus