Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Di era informasi yang serba cepat ini, orang tua memiliki banyak cara untuk mendukung perkembangan kecerdasan anak. Berbagai aktivitas dapat mendorong peningkatan IQ anak secara signifikan. Membaca buku, misalnya, tidak hanya memperluas pengetahuan, tetapi juga melatih kemampuan kognitif dan imajinasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, permainan edukatif seperti puzzle dan teka-teki dapat mengasah keterampilan pemecahan masalah serta kreativitas. Aktivitas fisik juga tak kalah penting karena membantu meningkatkan aliran darah ke otak dan menjaga kesehatan mental anak. Dengan menggabungkan berbagai kegiatan ini, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan intelektual anak secara optimal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Healthline, berikut beragam cara untuk meningkatkan IQ anak:
1. Aktivitas Memori
Faktanya, anak yang diajak bermain aktivitas memori dapat meningkatkan kecerdasan IQ dan bahasa anak. Ini dibuktikan dalam sebuah studi penelitian yang memperlihatkan eksplorasi bagaimana memori berhubungan dengan bahasa dan pengetahuan objek atau pemahaman seseorang terhadap objek fisik.
Penalaran dan bahasa digunakan sebagai ukuran kecerdasan. Alhasil, aktivitas memori dapat terus mengembangkan kecerdasan. Sederet aktivitas memori ini seperti teka-teki silang, permainan kartu konsentrasi, maupun sudoku.
2. Alat Musik
Meningkatkan kecerdasan dan penalaran anak melalui alat musik adalah cara menyenangkan untuk dilakukan. Sebuah penelitian menemukan bahwa 75 menit pelajaran musik per minggu selama 12 minggu secara signifikan dapat meningkatkan skor IQ pada anak usia prasekolah.
Sementara itu, sebuah studi yang dilakukan pada 2021 menunjukkan bahwa pelatihan musik instrumental terbukti mampu meningkatkan beberapa fungsi eksekutif pada anak-anak dengan rentang usia enam hingga tujuh tahun. Melalui pembelajaran alat musik, peran memori dalam kecerdasan akan bekerja dan bermanfaat bagi IQ. Tidak hanya untuk anak-anak, mempelajari alat musik juga bermanfaat untuk orang dewasa.
3. Rajin Membaca
Tidak dapat dipungkiri, saat ini anak-anak maupun orang dewasa, terkhususnya di Indonesia, dapat dibilang jarang membaca. Padahal membaca memiliki banyak manfaat bagi perkembangan kognitif manusia. Selain itu, mengajak anak untuk rajin membaca juga dapat menjadi bagian dari kegiatan bonding antara orang tua dan anak.
Dalam sebuah penelitian menunjukkan, ketika orang tua membacakan buku dengan suara keras pada anak-anaknya, maka akan berdampak bahwa anak memiliki keterampilan bahasa dna perkembangan kognitif yang lebih hebat dalam tumbuh kembangnya.
4. Aktivitas Penalaran Visuospasial
Penalaran visuospasial melibatkan proses mental yang berkaitan dengan representasi fisik. Contohnya, membaca dan menginterpretasikan peta memerlukan penalaran serta pemrosesan visual-spasial. Dalam sebuah penelitian, para peneliti menemukan bahwa peningkatan penalaran visuospasial berhubungan dengan peningkatan skor tes IQ.
Dalam studi tersebut, aktivitas yang melibatkan memori dan kontrol eksekutif digunakan untuk membantu meningkatkan penalaran visuospasial peserta. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa kemampuan penalaran visuospasial terkait dengan prestasi akademik siswa muda di Tiongkok, khususnya dalam mata pelajaran matematika dan membaca.
Sederet aktivitas yang bisa melibatkan pelatihan visual dan spasial meliputi labirin, aktivitas sudut pandang, prisma yang tidak dilipat, dan model 3D.
5. Keterampilan Pelatihan Relasional
Teori Bingkai Relasional (RFT) berkaitan dengan kognisi manusia dan perkembangan bahasa melalui asosiasi relasional. Teori ini menyatakan bahwa elemen dasar dari bahasa manusia dan kognisi tingkat tinggi adalah kemampuan untuk menghubungkan, yaitu kemampuan manusia untuk membentuk hubungan timbal balik antara berbagai konsep.
Sebagai contoh, seseorang dapat memahami bahwa istilah 'makan malam' dan 'makan malam' merupakan dua cara berbeda untuk merujuk pada hal yang sama.
Penelitian yang dilakukan pada 2016 mendukung hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa penerapan RFT sebagai intervensi dapat secara signifikan meningkatkan skor IQ anak-anak. Studi yang sama juga menemukan bahwa anak-anak mengalami peningkatan dalam keterampilan penalaran verbal dan numerik setelah menjalani intervensi RFT.
Adapun sederet aktivitas dari pelatihan relasional yang dapat dilakukan anak dalam meningkatkan IQ mereka mulai dari buku pembelajaran bahasa (“Ini adalah….” Dan “Itu adalah….”), perbandingan objek, dan perbandingan jumlah.
6. Kegiatan Pengendalian Eksekutif
Kontrol eksekutif merupakan kemampuan untuk mengendalikan aktivitas kognitif kompleks dan fungsi tingkat tinggi. Kegiatan ini, misalnya, membuat keputusan, mengarahkan perhatian, dan mengatur maupun mengelola tugas.
Kemampuan ini terbukti mampu meningkatkan kecerdasan dan penalaran anak. Adapun berbagai aktivitas yang dapat mendukung kemampuan kontrol eksekutif anak seperti teka-teki, permainan scrabble, permainan lampu merah-lampu hijau, dan cictionary.
Pilihan Editor: Tips Praktis Mengetahui Kecerdasan tanpa Tes IQ