Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Berita Tempo Plus

Demi Jiwa yang Sehat

Klinik atau kelompok terapi alternatif laris dikunjungi untuk urusan kesehatan jiwa.

13 Oktober 2002 | 00.00 WIB

Demi Jiwa yang Sehat
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Di sebuah klinik di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, tiga tubuh tampak rileks dengan napas teratur. Dengan iringan musik, mata mereka terpejam perlahan dan telinga mereka menangkap aba-aba dari seorang instruktur berbaju putih. Inilah terapi relaksasi hipnosis yang diberikan di klinik yang tampak lengang itu. Hipnosis hanya satu dari sekian banyak terapi alternatif untuk mengobati gangguan jiwa ataupun menjaga jiwa yang sehat. Redaksi mengumpulkan beberapa terapi alternatif, di luar model-model psikologis atau psikiatris. Terapi Relaksasi Hipnosis Pada dasarnya, setiap orang dapat memasuki keadaan hipnosis. Kuncinya relaksasi. Dalam keadaan rileks, frekuensi aliran listrik otak manusia menurun, memasuki apa yang disebut tahap alfa, keadaan santai atau bawah sadar. Dalam kondisi tersebut manusia sangat gampang menerima. Cara kerja terapi ini masih diperdebatkan secara ilmiah. Namun tujuannya antara lain membangkitkan kecerdasan rohani. Menurut Psikiater Erwin Kesuma, kecerdasan rohani lebih tinggi ketimbang kecerdasan jasmani. Kecerdasan jasmani berkaitan dengan pikir, gerak, metabolisme. Kecerdasan rohani bisa memprogram, merekam. Maka terapi ini sangat cocok terutama untuk gangguan jiwa yang berdasarkan rekaman-rekaman bawah sadar. Lebih jauh juga diyakini Erwin bahwa terapi ini bisa menyembuhkan gangguan jiwa yang ringan dan sedang. Termasuk depresi, kalau ada rekaman bawah sadar yang mengganggu. Secara klinis, keadaan hipnotik biasanya dipakai untuk mengubah kebiasaan buruk, misalnya merokok, overaktif, atau terlalu reaktif yang menuju stres. Kebanyakan psikiater merekomendasikan terapi hipnosis ini untuk mengontrol fobia (kecemasan terhadap sesuatu) dan serangan kepanikan. Tapi Psikiater Sasanto Wibisono sepakat bahwa terapi ini bermanfaat buat pengidap neurosis, kadang-kadang gangguan trauma masa lampau yang berlarut-larut. "Kita tetap harus memilah-milah kasusnya," tutur Sasanto, yang juga Ketua Asosiasi Psikoogeriatri Indonesia. Terapi Religius Belum banyak publikasi ilmiah yang menyebutkan tingkat efektivitas pendekatan keagamaan dalam pengobatan gangguan jiwa. Tapi sekarang definisi sehat tak cuma meliputi jasmani, psikologi, dan sosial, tapi juga spiritual atau religiusnya. Pada masyarakat yang karakter keagamaannya kental seperti di Indonesia, pendekatan ini boleh jadi alternatif penyembuhan yang baik. Hal ini telah diterapkan misalnya oleh Psikiater Dadang Hawari. Dalam praktek, Dadang selalu menyelipkan pesan keagamaan kepada pasiennya setelah mendapat konsultasi dan obat. Bagi yang beragama Islam, dipesankan untuk salat dan zikir. Dirinya juga rajin mengajak pasien yang Nasrani untuk aktif ikut kebaktian, termasuk mengingatkan mukjizat Yesus yang menyembuhkan orang buta dan sakit setelah memohon pertolongan kepada Tuhan. Pengarang buku Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi ini menyebut terapinya pendekatan terpadu, meliputi medis, psikologis, dan keagamaan. Sehari-hari Dadang dibantu empat asisten untuk membimbing pasien berdoa: ustad, pendeta, romo, dan biksu. Hal itu sering dilakukannya terutama terhadap pasien gangguan jiwa, saat berpraktek di Rumah Sakit Husni Thamrin, Jakarta Pusat. Begitupun, Dadang tetap sering mengikutsertakan pihak keluarga pasien berpartisipasi membantu agar terapinya lebih efektif. Terapi Gerak Terapi gerak dalam kedokteran jiwa berangkat dari promis eratnya hubungan tubuh dan pikiran. Bentuknya berupa latihan gerak maupun tari-tarian yang ritmik. Para terapis ini percaya, problem mental dan emosi bisa dikendalikan dengan gerakan tubuh yang selaras. Bukti awal misalnya turunnya stres, karena aliran darah bisa bertahap menjalar ke seluruh tubuh. Secara emosional, terapi menari membantu pasien peserta mencapai perasaan yang lebih enak dan percaya diri. Menjelajahi kemarahan, frustrasi, dan melepaskan rasa yang terlalu sulit diungkapkan secara verbal. Untuk perkembangan mental, terapi menari meningkatkan kemampuan kognitif, motivasi, dan penajaman ingatan. Terapi ini pertama kali dikembangkan pada 1930-an oleh Marian Chase, setelah membangun studio tari di Washington, Amerika Serikat. Kelas yang sangat unik untuk ekspresi diri, komunikasi, dan interaksi grup membuat para psikiater di Amerika tertarik mengirimkan pasiennya untuk belajar kepada Chase. Menjelang 1940-an Chase yang belajar tari di New York tersebut rutin memimpin dosen tari dan penari profesional melakukan gerakan bagaimana tari sanggup memperbaiki emosi, mental, dan gangguan jiwa. Itu dilakukannya hingga 1966, saat terbentuknya Asosiasi Terapi Menari Amerika (ATDA). Kini anggota ATDA sudah berbiak hingga 1.200 orang, meliputi 46 negara bagian Amerika Serikat. Model terapinya juga sudah menjalar ke 20 negara di dunia. Terapi gerak di Indonesia dapat dijumpai di Padepokan Lemah Putih di Desa Plesung, Mojosongo, perbatasan Kota Solo-Karanganyar. Padepokan yang didirikan pada 1986 oleh Suprapto Suryodarmo ini terinspirasi dari ajaran Buddha, yang mengajarkan ketenangan jiwa, penghargaan terhadap alam, yang diaplikasikan dalam dunia seni jiwa melalui gerak atau tari. Mayoritas murid kakek tiga cucu ini dari mancanegara seperti Jerman, Belanda, Italia, Meksiko, Inggris, Taiwan, Amerika Serikat, Filipina. Latihan yang diajarkan Mbah Prapto adalah mendukung kembalinya manusia berhubungan dengan alam dan Tuhan. Menurut dia, olah gerak manusia jangan dilihat secara parsial tetapi harus dilihat menyeluruh, termasuk tingkah laku diri dalam sebuah lingkungan. Mengembangkan sikap empan papan (bisa menempatkan diri), tepa slira (toleransi, saling menghormati), gotong-royong, yang dapat melahirkan sebuah dialog. Namun, kata Mbah Prapto, padepokannya bukanlah klinik penyembuhan jiwa atau rumah sakit. "Ini hanya tempat untuk menyehatkan jiwa dengan menanamkan nilai keseimbangan lewat gerak, karena jiwa yang sehat akan menjadikan tubuh menjadi sehat," katanya. Meditasi Sekarang orang telah menyadari bahwa sumber kebahagiaan dan kegelisahan adalah pikirannya sendiri. Pada situs Bodhi Buddhist Centre Indonesia dapat disimak bahwa pikiran adalah kunci kebahagiaan. Sebaliknya juga merupakan sumber penderitaan atau malapetaka. Jadi, tugas meditasi untuk mengerti atau menghayati sifat pikiran dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia sudah bertebaran klinik terapi kesehatan yang mengembangkan model terapi meditasi. Salah satunya Paguyuban Manusia Ranah Semesta (Pamarta), yang berdiri pada Mei 1999. Komunitas yang dipimpin oleh dr. Rama Sudi Yatmana yang berlokasi di Kaliwiru, Semarang, ini rutin melakukan meditasi bareng. Bagi Rama Sudi, pangkal persoalan krisis dan gangguan kejiwaan adalah keringnya sentuhan spiritual dalam jiwa manusia. Untuk memenuhi kebutuhan spiritual tersebut, menurut Rama, caranya melakukan meditasi untuk menghubungkan jiwa manusia dengan penciptanya. Meskipun ada titik temu antara gangguan kejiwaan dan kosongnya spiritual pada seseorang, Rama Sudi yang juga penyair Jawa ini menolak metode meditasinya dapat menghilangkan gangguan kejiwaan yang dialami oleh seseorang. "Meditasi di Pamarta tidak untuk menghilangkan stres atau menyembuhkan orang gila. Meditasi hanya untuk menjalin komunikasi langsung dengan Sang Pencipta. Tapi para peserta meditasi mengaku merasa lebih tenang dan khusyuk," ujar Rama Sudi sembari menjelaskan 120 anggotanya sangat beragam latar belakang ekonominya. Dwi Arjanto, L.N. Idayanie (Yogyakarta), Sohirin (Semarang)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus