Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam Soebagijo Adi Soelistijo menyarankan orang mengenali secara dini gejala diabetes sehingga tidak perlu menunggu skrining seperti pemeriksaan HbA1c untuk mengetahui terkena diabetes atau tidak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita harus mengenali secara dini diabetes supaya tahu sejak dini, tidak menunggu skrining, harus tahu tanda-tanda. Ada dua, yakni gejala akut yang terjadi mendadak dan gejala kronis," jelasnya, Senin, 13 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gejala diabetes akut meliputi tiga, yakni banyak makan, banyak minum, dan banyak kencing. Orang dengan gejala banyak makan kemudian membiarkannya maka bisa turun nafsu makannya sehingga berat badan turun.
"Kalau tidak mendapatkan pengobatan bisa berlanjut gawat," kata anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia itu.
Risiko keguguran
Sementara gejala kronis diabetes meliputi kesemutan, rasa panas, kram, mudah lelah, mengantuk, dan pandangan mata kabur sehingga sering berganti kacamata karena ukuran lensa mata berubah-ubah akibat berubah-ubahnya kadar gula. Gejala kronis lain di antaranya gatal-gatal, gigi goyang dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun, dan ibu hamil sering keguguran.
"Ibu hamil yang sering keguguran selain merupakan komplikasi atau gejala kronis juga bisa mendeteksi orang itu punya risiko diabetes," ujar Soebagijo.
Dia menuturkan akibat kadar gula yang tinggi, juga kerja insulin yang tidak baik atau disebut resistensi insulin, menyebabkan perubahan-perubahan metabolisme pada bayi maupun ibu. Kadar gula tinggi juga mengubah pembuluh-pembuluh darah yang sangat diperlukan sehingga janin rentan keguguran.
Kemudian, terkait skrining diabetes, Kementerian Kesehatan menjamin pembiayaannya gratis bersama 13 jenis penyakit, antara lain hipertensi, stroke, jantung, kanker serviks, kanker payudara, TBC, anemia, kanker paru, kanker usus, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), talasemia, hipotiroid kongenital, dan hepatitis.
Di sisi lain, bagi yang sudah terlanjur terkena diabetes maka disarankan mengenali komplikasi secara dini. Komplikasi diabetes akut yang paling sering adalah hipoglikemia atau kondisi gula darah turun.
"Sementara komplikasi kronis lain yang kita takuti itu kebutaan, stroke, serangan jantung, gagal ginjal, kaki diamputasi," papar Soebagijo.
Pilihan Editor: Anak Indonesia Paling Banyak Alami Diabetes Tipe 1, Ini Sebabnya