Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dokter Ingatkan Menahan Kentut Bisa Membuatnya Keluar lewat Mulut, Ini Sebabnya

Dokter menjelaskan tak bisa mengeluarkan gas atau kentut bisa berakhir di mulut. Artinya, racun yang berbau itu akan bocor ke pernapasan.

18 Desember 2024 | 23.29 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jika perut terasa penuh gas dan ingin dikeluarkan, jangan ditahan. Jika menahan kentut, akibatnya volume gas akan membuat jaringan-jaringan lunak di rektum mengembang dan menyebabkan masalah pencernaan serius.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dokter bedah di badan kesehatan Inggris (NHS), Dr Karan Rajan, menjelaskan tak bisa mengeluarkan gas dari perut bisa berakhir di mulut. Artinya, racun yang berbau itu akan bocor ke pernapasan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Karena kentut itu gas dan merupakan zat kimia yang banyak. Ketika menahan kentut, ada sebagian bau kentut yang meresap melalui dinding usus besar, dinding usus, dan kemudian ke aliran darah," jelasnya kepada para pendengar podcast Modern Wisdom.

"Darah pun bersirkulasi dan kemudian mengalir ke paru-paru di mana zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan dikeluarkan lewat napas. Anda akan mengeluarkan napas dengan bau kentut jika menahannya," tambahnya, dikutip dari Daily Mail.

Keluar lewat napas
Video itu juga dibagikan di akun Intagram kesehatan pencernaan dan nutrisi @gutelevate, yang menjelaskan jenis-jenis utama gas yang ada di perut adalah nitrogen, oksigen, karbon dioksida, metana, dan hidrogen. Semua gas itu diserap aliran darah melalui dinding usus dan kemudian mengalir ke paru-paru dan dikeluarkan saat kita bernapas. Proses ini dikenal sebagai reabsorsi paru dan bisa menyebabkan napas berbau tak sedap.

Menahan kentut terlalu lama juga bisa menyebabkan kembung dan mual, plus gas bisa keluar lewat kentut yang terkontrol dan juga bisa merusak usus. Profesor Clare Collins dari Universitas Newcastle menemukan naiknya tekanan pada rektum bisa meningkatkan risiko kondisi menyakitkan yang disebut divertikulitis. 

Menurut tulisan pengajar diet dan nutrisi itu di The Conversation, kondisi tersebut disebabkan munculnya kantung-kantung kecil di saluran pencernaan yang meradang. Gejala bisa berupa rasa sakit yang semakin parah setelah buang air besar, sembelit, kembung, dan darah pada kotoran.

Meski kentut dianggap sebagai fungsi normal biologis, bila terlalu sering atau berbau sangat tidak sedap bisa menandakan ada masalah serius seperti penyakit radang usus atau bahkan kanker usus besar. Kentut yang bau juga bisa merupakan efek samping pengobatan seperti obat pencahar, penurun kolesterol, antijamur, bahkan pereda nyeri seperti ibuprofen.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus