LINUS Pauling, sarjana biokimia pemegang Hadiah Nobel yang
mengkultuskan vitamin C sebagai pencegah flu sampai kanker,
bikin kejutan baru lagi. "Pemberian berbagai vitamin dalam dosis
tinggi mungkin bisa meningkatkan kecerdasan anak-anak cacat
mental sehingga mereka bisa berguna untuk masyarakat," katanya.
Keterangan itu diucapkan Pauling yang sudah berusia 80 itu
kepada wartawan di Beijing sehabis dia memimpin konperensi
internasional mengenai gizi di kota pelabuhan Tianjin, RRC.
Dia sendiri sejak beberapa tahun yang lalu melakukan penelitian
di laboratoriumnya di Menlo Park, California, mengenai
kemungkinan penyembuhan cacat mental dengan vitamin C saja.
Tetapi gairahnya terutama tumbuh karena hasil penelitian
Profesor Donald Davis dari Texas University dan Profesor Ruth
Harrell dari Old Dominion College di Virginia.
Berbagai percobaan yang dikerjakan dua sarjana itu menunjukkan,
pemberian tablet dengan vitamin-vitamin berdosis 100 kali lipat
dari biasa telah meningkatkan IQ anak cacat mental dari 60
menjadi 80. "Satu tingkat kecerdasan yang sudah memungkinkan
mereka bekerja dan memberikan sumbangan kepada dunia kita ini,"
ucap Pauling yang tahun 1954 memenangkan Hadiah Nobel untuk
kimia. Tahun 1963 dia kembali menggondol hadiah serupa untuk
perdamaian. Berkat usahanya maka tercapai persetujuan antara
Amerika dan Rusia untuk tidak melakukan percobaan bom atom di
atmosfir.
Percobaan di Virginia itu menurut laporan majalah ilmiah umum
New Scientist 4 Juni yang lalu menggunakan kombinasi berbagai
vitamin. Antara lain vitamin A, C, D, folic acid (termasuk
golongan vit B) dicampur dengan berbagai macam mineral.
Penelitian itu meliputi pemberian vitamin dosis tinggi tadi
kepada sekelompok anak-anak cacat mental. Sebagai pembanding
tablet-tablet kosong diberikan pula kepada kelompok anak cacat
mental yang lain.
Ternyata dalam 4 bulan pertama anak yang dapat vitamin meningkat
IQnya. Flsiknya uga mengalami perbaikan. Para peneliti menjadi
bertambah semangat lagi, ketika melihat kelompok anak cacat
pembanding tadi, begitu diberi vitamin-vitamin dosis tinggi,
juga mengalami kemajuan yang sama.
Bunuh Diri
Menurut Linus Pauling kalau pengobatan dengan vitamin mega dosis
ini sudah bisa dilaksanakan secara meluas, maka ongkosnya hanya
sekitar 5 sampai 10% dari jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
merawat anak cacat mental.
Perhatian para ahli untuk mengatasi penderitaan anak-anak cacat
mental nampaknya cukup tinggi. Ini kelihatan dari penyebaran
pusat latihan di berbagai negara. Sasaran utamanya boleh dikata
untuk membuktikan secara ilmiah. Pikiran tersebut untuk pertama
kali muncul 30 tahun yang lalu.
Di Prancis, awal tahun ini Profesor Jerome Lejoune menyiarkan
hasil penemuannya mengenai khasiat folic acid dosis tinggi
terhadap cacat mental. Di tabung-tabung penelitiannya di
laboratorium dia menjumpai chromosome (partikel sel yang
mengandung unsur keturunan) dari anak-anak cacat mental menurun
jumlahnya yang rusak setelah diberikan folic acid.
Lantas dia tingkatkan percobaan itu kepada penelitian klinis.
Anak cacat mental (tak disebutkan usianya) yang chromosome-nya
diambil untuk percobaan di laboratorium tadi, diberi suntikan 50
mg folic acid saban hari. Hasilnya anak yang sampai-sampai mau
bunuh diri karena saking gawatnya penyakit yang dia derita,
menjadi lebih tenang. Kondisi jiwanya pun secara keseluruhan
mengalami kemajuan. Ketika injeksi folic acid tadi distop
tingkah lakunya merosot lagi. Begitu chromosome-nya diperiksa
kelihatan banyak yang rusak. Tapi setelah pengobatan dilanjutkan
lagi, anak itu membalk pula. Percobaan terhadap 6 orang anak
yang lain juga menunjukkan "hasil yang menggairahkan. "
"Folic acid merupakan sumber penting untuk atom carbon yang
diperlukan untuk membuat pembungkus saraf dan merupakan bahan
kimia yang mengirimkan rangsang-rangsang saraf. Kekurangan
vitamin ini bisa menjurus pada gangguan otak," urai Jerome
Le-joune.
Hasil Lejoune ini telah merangsang Rex Brinkworth, ahli
psikologi dari Birmingham, Inggris. Dia akan melaksanakan
percobaan lebih luas, termasuk penggunaan vitamin E.
Di Jakarta ucapan Linus Pauling dan laporan New Scientist
tanggal 4 Juni itu ditanggapi dengan skeptis. "Kalau vitamin
bisa mencerdaskan kita tak usah membangun sekolah. Bangun saja
pabrik-pabrik vitamin," kata Prof dr Slamet Iman Santoso guru
besar fakultas psikologi Universitas Indonesia. "Banyak
penelitian terhadap obat-obatan untuk meningkatkan kecerdasan.
Tapi sampai sekarang tak ada hasil yang pasti," sambut dr Yul
Iskandar dari Laboratorium Psikiatri, Dep-Kes.
Tetapi apakah peningkatan dosis vitamin sampai 100 kali tidak
berbahaya? Kepala Bagian Farmakologi, Iwan Darmansyah dan Waluyo
Soerjodibroto dari Bagian Gizi, FKUI, sama berpendapat "secara
teoritis dan praktis tidak berbahaya, kecuali vitamin A dan D
yang bisa mengakibatkan keracunan."
Selanjutnya Iwan mengingatkan agar yang mendengar kabar
"gembira" dari Pauling agak hati-hati. "Jangan sampai ada
anggapan vitamin dosis tinggi baik untuk semua orang. Sehingga
mereka yang agak bodoh mencobanya dengan harapan bisa menjadi
pintar," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini