Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Merkuri merupakan logam berat yang dapat ditemukan di udara, air, dan tanah. Meskipun sering berada dalam konsentrasi rendah, merkuri dapat menjadi masalah kesehatan serius jika terakumulasi dalam tubuh, terutama melalui konsumsi ikan dan makanan laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jenis-jenis Merkuri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Healthline, berikut jenis-jenis merkuri dan cara paparannya:
- Elemental Merkuri
Ini adalah bentuk logam merkuri yang sering ditemukan dalam bentuk uap di lingkungan industri. Paparan dapat terjadi melalui pernapasan uap merkuri, yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan jika terpapar dalam jangka panjang.
- Inorganik Merkuri
Ditemukan dalam beberapa produk industri dan sebagai hasil sampingan dari proses penambangan atau pembuangan limbah. Bentuk ini dapat mengkontaminasi tanah dan air.
- Methylmercury (Merkuri Organik)
Bentuk paling toksik dari merkuri, sering kali ditemukan dalam ikan dan makanan laut. Methylmercury terbentuk ketika merkuri anorganik diubah oleh mikroorganisme di lingkungan air.
Ikan menyerap merkuri dari lingkungan. Proses ini disebut bioakumulasi. Ikan yang lebih besar dan lebih lama hidup cenderung memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi karena mereka memakan ikan yang lebih kecil yang mengandung merkuri dalam jumlah lebih rendah.
Proses ini dikenal sebagai biomagnifikasi, yang berarti bahwa ikan pemangsa bisa mengandung kadar merkuri hingga 10 kali lebih tinggi daripada ikan yang mereka konsumsi.
Tingkat Merkuri dalam Berbagai Jenis Ikan
Dilansir dari js.bsn.go.id, berikut adalah tingkat merkuri rata-rata dalam berbagai jenis ikan dan makanan laut yang diukur dalam bagian per juta (ppm):
Kadar merkuri tinggi:
- Ikan todak: 0,995 ppm
- Ikan hiu: 0,979 ppm
- Ikan tenggiri raja: 0,730 ppm
- Ikan tuna mata besar: 0,689 ppm
- Ikan marlin: 0,485 ppm
Sedang:
- Ikan tuna kaleng: 0,128 ppm
- Ikan kod: 0,111 ppm
- Lobster Amerika: 0,107 ppm
Rendah:
- Ikan salmon: 0,022 ppm
- Ikan teri: 0,017 ppm
- Ikan sarden: 0,013 ppm
- Udang: 0,001 ppm
Kelompok Rentan terhadap Paparan Merkuri
- Wanita Hamil
Merkuri dapat menyeberang melalui plasenta dan mempengaruhi perkembangan otak janin, berpotensi menyebabkan gangguan perkembangan neurologis dan kognitif.
- Ibu Menyusui
Merkuri dapat diteruskan melalui ASI, mempengaruhi perkembangan bayi yang sedang menyusu.
- Anak-anak
Anak-anak lebih rentan terhadap dampak merkuri pada perkembangan otak dan fungsi kognitif, yang dapat mengganggu perhatian, memori, bahasa, dan fungsi motorik.
Beberapa kelompok dengan pola makan tinggi ikan, seperti penduduk asli Amerika, Asia, dan Kepulauan Pasifik mungkin menghadapi risiko lebih tinggi dari paparan merkuri karena konsumsi ikan yang lebih sering.
Mengonsumsi ikan memberikan manfaat gizi yang signifikan, termasuk asam lemak omega-3 yang penting untuk kesehatan jantung dan otak. Namun, penting untuk memilih ikan dengan kadar merkuri rendah, terutama bagi kelompok yang lebih rentan.
Panduan Konsumsi Ikan yang Aman
- Konsumsi rutin
Disarankan untuk makan ikan setidaknya dua kali seminggu, mengutamakan ikan yang rendah merkuri untuk mendapatkan manfaat kesehatan maksimal.
- Pilih ikan dengan merkuri rendah
Pilihlah ikan seperti salmon, cod, sardines, dan shrimp, yang cenderung memiliki kadar merkuri yang lebih rendah.
- Hindari ikan dengan merkuri tinggi
Batasi konsumsi ikan seperti shark, swordfish, king mackerel, dan tilefish dari Teluk Meksiko, yang mengandung merkuri tinggi.
- Periksa peringatan ikan
Untuk ikan segar dari sungai atau danau tertentu, pastikan untuk memeriksa peringatan lokal tentang keamanan konsumsi.
Pilihan Editor: Ikan yang Harus Dihindari Penderita Diabetes