Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan masyarakat tidak berolahraga atau tidak menjaga berat badan seimbang dapat menjadi potensi seseorang mengidap diabetes melitus.
Diabetes melitus merupakan suatu gangguan penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa di dalam dalam darah yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya produksi insulin dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah kondisi ketika sel-sel tubuh tidak dapat menggunakan gula darah dengan baik karena adanya gangguan aksi kerja insulin atau terganggunya respon sel tubuh terhadap insulin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Barat, Khomimah, gangguan aksi kerja insulin dan kurangnya produksi insulin tersebut bisa disebabkan karena adanya berbagai faktor risiko seseorang untuk mengalami diabetes. Faktor risiko tersebut terbagi menjadi dua kategori.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertama adalah orang yang gemuk dengan indeks masa tubuhnya lebih dari 23 atau orang yang gemuk (kelebihan berat badan). Faktor tambahan selain orang dengan indeks masa tubuh lebih dari 23 itu adalah orang yang jarang melakukan gerak badan atau tidak olahraga. Orang itu pun memiliki riwayat atau keturunan terutama orang tua yang mengidap diabetes. Lalu faktor lainnya adalah memiliki hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Orang dengan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah atau kadar trigliserit (salah satu jenis lemak di dalam darah) yang tinggi pun bisa menambah risiko orang terkena diabetes melitus. Lalu mereka yang memiliki riwayat pre diabetes juga rentan mengalami masalah kesehatan itu. Pre diabetes adalah kondisi kadar glukosa darah dengan nilai lebih dari normal tapi belum kategori diabetes. Kategori pre diabetes belum memenuhi kriteria kadar glukosa darah diabetes.
Faktor lainnya adalah orang yang gemuk itu memiliki riwayat penyakit yang terjadi akibat gangguan jantung dan pembuluh darah alias kardiovaskular. Selain itu, orang dengan indeks masa tubuh lebih dari 23 itu pun pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.
Kategori kedua, adalah kelompok orang dengan usia lebih dari 45 tahun. “Perlu diperhatikan bawah diabetes melitus bukanlah sebuah virus atau bakteri. Diabetes melitus adalah sebuah penyakit tidak menular alias degeneratif,” ujar Khomimah dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 17 Juli 2020.
Penyakit degeneratif adalah kondisi medis yang terjadi ketika fungsi dan struktur jaringan ataupun organ dalam tubuh memburuk seiring berjalannya waktu sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit. Diabetes melitus terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa atau yang lebih dikenal dengan kencing manis. Dalam air kemih para penderita kencing manis memiliki kandungan gula yang tinggi.