Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sifat temperamental adalah salah satu aspek kepribadian manusia yang berdampak pada kehidupan sehari-hari. Orang yang memiliki sifat temperamental cenderung lebih rentan terhadap perubahan suasana hati, mudah tersinggung, dan sulit untuk mengendalikan emosi. Namun, ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sifat temperamental seseorang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu faktor utama yang dapat memengaruhi sifat temperamental adalah faktor genetika. Dikutip dari Medline, penelitian menunjukkan bahwa sifat temperamental cenderung memiliki dasar genetik. Jika ada riwayat keluarga dengan anggota yang memiliki sifat temperamental, kemungkinan seseorang juga memiliki genetik untuk menurunkan sifat serupa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lingkungan keluarga juga memainkan peran penting dalam perkembangan sifat temperamental. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh konflik, ketidakstabilan, atau kurangnya dukungan emosional cenderung lebih rentan terhadap sifat temperamental. Interaksi dengan orang tua dan pengasuhan yang tidak konsisten dapat menghasilkan sifat temperamental.
Pengalaman traumatis atau kejadian yang mengganggu seperti kehilangan, pelecehan, atau kecelakaan dapat memengaruhi perkembangan sifat temperamental. Seseorang yang pernah mengalami trauma mungkin memiliki tingkat ketidakamanan dan kecemasan yang lebih tinggi, yang dapat memunculkan sifat temperamental.
Melansir Verywellmind.com Beberapa gangguan kesehatan mental, seperti gangguan bipolar, depresi, atau gangguan kepribadian borderline, bisa jadi penyebab sifat temperamental. Gangguan-gangguan ini seringkali memengaruhi emosi seseorang dan menjadi lebih rentan terhadap perubahan suasana hati.
Lingkungan sosial, termasuk teman sebaya, lingkungan sekolah, atau pekerjaan, juga dapat memengaruhi sifat temperamental seseorang. Tekanan dari teman sebaya, pelecehan verbal, atau stres di tempat kerja dapat memicu reaksi temperamental.
Aspek biologis seperti ketidakseimbangan hormon atau gangguan neurologis tertentu juga dapat meningkatkan sifat temperamental. Cara seseorang mengatasi stres dan masalah juga dapat memengaruhi sifat temperamental. Jika seseorang mengandalkan alkohol, obat-obatan, atau perilaku merusak diri, sifat temperamental mereka dapat semakin diperburuk.
Terapi psikologis, dukungan sosial, dan perubahan lingkungan dapat membantu seseorang mengatasi sifat temperamental dan cara untuk mengelola emosi.
Pilihan editor: 5 Efek Buruk Temperamental