Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika bulu mata dan alis sering rontok itu menandakan kondisi madarosis. Mengutip Healthline, madarosis bisa dialami laki-laki maupun perempuan. Biasanya dialami lansia atau pasien kusta karena dipengaruhi infeksi bakteri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Madarosis bisa mengakibatkan kehilangan sebagian atau seluruh alis mata. Ada dua tipe madarosis, yaitu non-jaringan parut dan jaringan parut. Madarosis yang tak terbentuk jaringan parut, struktur rambut dalam tak berubah. Alis masih bisa tumbuh kembali. Sedangkan, jika terbentuk jaringan parut, kerontokan rambut di alis atau bulu mata bersifat permanen.
Kondisi apa saja yang menyebabkan madarosis?
Kebiasaan mencabuti alis atau trikotilomania bisa meningkatkan risiko madarosis. Ketakseimbangan hormon tiroid juga menyebabkan kerontokan alis. Gejala dari gangguan tiroid meliputi, kulit pucat, kering atau lembap, pembengkakan di leher, rambut kasar dan rapuh. Kulit kepala juga menjadi kering dan gatal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Medical News Today, pemeriksaan madarosis melakukan tes darah dan mengusap kulit untuk menguji infeksi bakteri. Pemeriksaan secara menggaruk juga bisa dilakukan untuk menguji infeksi jamur. Pemeriksaan dermoskopi juga untuk memeriksa kulit menggunakan kaca pembesar
Food and Drug Administration menjelaskan, penggunaan bimatoprost berguna untuk pertumbuhan kembali bulu mata. Efek samping bimatoprost bisa menyebabkan dermatitis, hiperpigmentasi kulit, dan gatal sebesar 0,03 persen.
BALQIS PRIMASARI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu