BENARKAH AIDS bisa disembuhkan ? Anda tentu tak percaya, begitu pula . . orang lain. Michael Beucclir, 49 tahun, penderita AIDS di Amerika Serikat yang mengaku disembuhkan Haji Hani Achmad, juga menerima jawaban yang negatif dari bekas dokternya. "Kamu sudah gila," ujar sang dokter pada Michael, seperti dikutip harian Suara Karya 26 Oktober lalu. Michael, aktor film asal Inggris yang bermukim di Hollywood, California, AS, dan dirawat di RS sejak akhir 1986, tetap yakin dirinya sembuh dari penyakit yang menggerogoti daya tahan tubuh dan sampai sekarang belum ada obatnya itu. Kepada TEMPO, Michael mengajukan bukti-bukti kesembuhannya, setelah diobati beberapa kali oleh Haji Hani sejak September lalu. Hemoglobin (HB) darahnya naik dari 6 menjadi 9,2. Selain itu, jumlah sel darah putihnya (leukosit) juga meningkat dari 2.300 menjadi sekitar5.400. Pekan lalu HB-nya sudah jadi 9,7 dan leukositnya jadi 5.900. Pada saat yang sama, beratnya pun bertambah sekitar 11,5 kg. "Agustus lalu berat saya cuma 124 pound, sekarang sudah jadi 147 pound," ujarnya pada TEMPO lewat telepon Senin pekan ini. Malah belakangan ini ia sudah bisa bersepeda dan joging. Padahal, Agustus lalu ia tak bisa bangun, dan umurnya ditaksir dokter tinggal 2 bulan lagi. "Semuanya luar biasa. Seperti mukjizat saja. It's like a miracle for me,' ujarnya. Sejak merasa sembuh, ia menolak transfusi dan pengobatan lainnya. "Sekarang saya punya masa depan kembali," ujarnya. Waktu sakit itu, Michael merasa dingin di dalam tubuh, kendati temperatur di termometer menunjukkan angka yang tinggi. "Keringat terus-menerus mengalir, dan saya merasa sangat lemah, kekuatan di badan ini seperti hilang," ucapnya. Michael terkena komplikasi pneumonia, radang paru-paru yang paling sering menimpa para penderita AIDS dan mengakibatkan kematian. Apa yang dilakukan healer (penyembuh) Hani bagi Michael sungguh menakjubkan. Sebagai rasa terima kasih, lelaki yang sebelumnya sempat dikarantina ini akan membantu Haji Hani, misalnya dengan menjadi saksi hidup bagi kalangan kedokteran Amerika. "Toh mereka punya catatan kesehatan saya, baik sebelum maupun sesudah dirawat Haji Hani," tuturnya. Yang diberikan "Mr. Haji", 51 tahun -- populer dengan sebutan Haji Lele -- tak lain adalah sekadar "getaran" pijitan pada jari-jari tangan dan kaki, ditambah dengan tepukan di sekitar punggung. Lalu pasien biasanya diberi minum air madu dan diminta berpantang bayam, kangkung, daun ubi, goreng-gorengan, dan jeroan. Juga jangan minum kopi. Untuk semua itu, Haji Lele tak memungut bayaran. Ia merasa penghasilannya dari tambak lele -- luasnya sekitar 1 hektar -- sudah memadai. Bagi Michael, Hani adalah seorang yang istimewa. "Ia sudah seperti kakak saya," katanya. Menurut majalah Amanah, waktu di Amerika, Haji Lele juga sempat mengobati 9 penderita AIDS, hepatitis, patah tulang, radang persendian, dan ketulian. Dari 9 pasien AIDS itu, kata Hani, empat sudah oke. Sisanya masih perlu terapi ulang, yang oleh Hani sering disebut "dices", bak aki yang perlu di-charge. Keberangkatan Hani ke AS itu adalah atas undangan keluarga dr. Norman Shor, seorang ahli bedah yang tinggal di Beverly Hills, California. "Kami memang pergi sebagai turis," kata Jamilah istri muda Hani, pada TEMPO di rumahnya, Srengseng Sawah, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Bila di Jakarta, ia setiap malam --kecuali Jumat -- menerima sekitar 300 pasien yang datang berobat. Bila ditanya cara pengobatannya, Haji Hani selalu dengan rendah hati menjawab, "Dengan al-Quran." Belakangan, pendukung Golkar ini menjadi wakil masyarakat Jawa Timur di Komisi IV DPR RI. Selama jadi anggota Dewan, sang haji tetap buka praktek pengobatan. Mula-mula di Parung dan di Palmerah, Jakarta. Lalu pindah ke Cipinang, dan kini di Srengseng Sawah. Karena sibuk praktek inilah Haji Hani mundur dari DPR, 1981. Bertubuh langsing dan suka bertopi model Pakistan ahli spiritual therapy ini kini pergi lagi ke AS -- sekitar 2-3 bulan. Kabarnya, undangan kali ini datang dari kelompok Liz Taylor. Tidak sedikit yang percaya pada kemampuannya, tapi tidak sedikit pula yang meragukannya, seperti halnya dr. Samsuridjal dari Jakarta. Samsuridjal menulis surat pada Kedubes AS di Jakarta, mempertanyakan soal ini. "Jawaban yang saya peroleh sampai saat ini belum ada penderita AIDS di AS yang telah dapat disembuhkan, termasuk oleh Haji Lele," tulisnya di surat pembaca Kompas 10 November lalu. Dari AS, Michael berkomentar, "Para dokter dan masyarakat Barat terlampau terpaku pada pengobatan medis dengan segala pil itu." Pro dan kontra semacam ini tampaknya masih akan berlanjut. Dan masih harus dilihat adakah Michael hanya "merasa" sembuh atau memang benar-benar sembuh. Syafiq Basri, Ahmadie Thaha
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini