Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Hari Batik Nasional, Indonesia Jadi Kiblat Busana Etnik Dunia?

Indonesia diyakini akan menjadi pusat tren busana etnik dunia setelah melihat gaya masyarakat mulai mengarah pada penggunaan pakaian bermotif batik

1 Oktober 2018 | 20.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia diyakini akan menjadi pusat tren busana etnik dunia setelah melihat gaya masyarakat mulai mengarah pada penggunaan pakaian bermotif batik dan tenun.

Baca juga: Menjelang Hari Batik, Intip Perjuangan Angkat Batik Khas Bali

Tren tersebut akan lahir dengan sendirinya seiring dengan perubahan arah mode masyarakat ke busana tradisional.

Samuel Wattimena Desainer Busana mengatakan Indonesia dikenal dengan populasi manusia cukup tinggi, juga menghasilkan desain busana etnik dari berbagai daerah. Gaya etnik tersebut memiliki kekhasan masing-masing.

“Coba saja ke berbagai tempat, semua pria khususnya pasti sudah memakai batik dan memiliki baju tenun baik itu tenun Bali ataupun dari NTT,” kata Samuel kepada Bisnis, Senin 24 September 2018.

Menurutnya kondisi saat ini berbeda dengan fenomena 20 tahun lalu. saat itu, kebanyakan pria menggunakan pakaian baju polos kain bahan meteran. Namun dewasa ini, umumnya para pria tidak lagi mengenakan baju polos, namun lebih pada baju etnik seperti batik.
Ilustrasi pria mengenakan batik dan sepatu keds. Zalora.com
“Pilihan mereka sudah ke pakaian tradisional. Kekuatan ini juga harus dibantu. Harus dibantu dengan memanfaatkan euforia ini. untuk nasionalisme dan euforia nusantara kan tinggi sekali. Nanti ini akan menjadi momentum untuk terbentuknya fashion etnik rasa indonesia,” sebutnya.

Dia meyakini suatu waktu Indonesia akan menjadi kiblat pakaian etnik dunia. Menurutnya tantangan produk Indonesia adalah masih minim dalam konteks promosi. Dukungan media menurutnya akan berpengaruh pada popularitas busana Tanah Air akan semakin baik. Namun dia mengaku akan ada pergerakan natural baik dari produsen maupun masyarakat.

“Kita yang sebagian terpengaruh gaya Italia dan gaya lainnya itu kan karena termakan iklan. Jadi pemahamannya menurut saya perkembangan [menjadi kiblat busana batik dan etnik dunia) akan terjadi dan harus terus dikuatkan,” ujarnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus